Senin, 17 Oktober 2011

PENGERTIAN SUJUD SYUKUR, SUJUD SAHWI, DAN SUJUD TILAWAH


PENGERTIAN SUJUD SYUKUR, SUJUD SAHWI, DAN SUJUD TILAWAH
Created and Published, http://referensiagama.blogspot.com
by sariono sby

1. Sujud Syukur
Sujud syukur artinya sujud terima kasih, yakni sujud yang dilakukan sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT. atas karunia-Nya berupa keberuntungan atau keberhasilan atau karena terhindar dari bahaya atau kesulitan. Sujud syukur hukumnya sunah, sebagaimana hadits berikut ini.

عَنْ اَبِى بَكُرَةَ اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَا اَتَاهُ اَمْرٌ يَسُرُّهُ اَوْبُشْرَى بِهِ خَرَّسَاجِدًا شُكْرًا ِللهِ (رواه ابوداود والترمذى)

Dari Abu Bakrah : “Bahwa sesungguhnya Nabi Saw. apabila datang kepadanya sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud untuk berterima kasih kepada Allah SWT.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dalam riwayat lain dijelaskan :
عَنْ اَبِى بَكُرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَا جَاءَهُ خَبَرٌ يَسُرُّهُ خَرَّسَاجِدًا ِللهِ (رواه الخمسه الا النسائ)
Dari Abu Bakrah : “Bahwa sesungguhnya apabila datang Nabi Saw. sesuatu yang baik yang menggembirakan, beliau langsung sujud karena berterima kasih kepada Allah SWT.” (HR. Lima kecuali An Nasai).

Firman Allah SWT.
         •   
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim ayat 7).

2. Sujud Sahwi
Sujud sahwi artinya sujud karena lupa, yakni sujud yang dilakukan karena lupa atau ragu-ragu dalam pelaksanaan shalat. Sujud syukur hukumnya sunah, sebagaimana hadits berikut ini.

عَنْ أَبِى سَعِيْدِ الْخُدْرِى قَالَ, قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا شَكَّ أََحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا, فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَااسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ (رواه أحمد ومسلم)

Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata, Nabi Saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kamu ragu dalam shalat, ia sudah mengerjakan tiga atau empat, maka hendaklah dihilangkan keraguan itu dan diteruskan shalatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum salam” (HR. Ahmad dan Muslim).

Adapun sebab-sebab melakukan sujud sahwi adalah :
a. Ketinggalan tasyahud awal atau ketinggalan qunut..
b. Kelebihan rakaat, rukuk atau sujudnya karena lupa.
c. Ragu tentang bilangan rakaat yang telah dilakukannya.

3. Sujud Tilawah
Sujud tilawah artinya sujud bacaan, yakni sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah. Apabila seorang imam membaca ayat-ayat sajdah kemudian ia melakukan sujud tilawah, maka makmumnya harus mengikuti sujud, tetapi jika imam tidak melakukan sujud maka makmum tidak boleh sujud. Hukum melaksanakan sujud tilawah adalah sunnah baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Rasulullah Saw. bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ إِعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُوْلُ : يَاوَيْلَتَا أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُوْدِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُوْدِ فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارُ (رواه أحمد ومسلم)
Dari Abu Hurairah Ra. berkata, Nabi Saw. bersabda, “Apabila anak Adam membaca ayat sajdah kemudian sujud menghindarlah syetan dan ia menangis seraya berkata, celakalah aku, anak Adam diperintah untuk sujud lantas ia sujud maka baginya surga dan saya diperintah untuk sujud juga tetapi saya tidak mau maka bagi saya neraka” (HR. Ahmad dan Muslim).

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَلَ, أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ عَلَيْنَاالْقُرْآنَ فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ (رواه الترمذى)
Dari Ibnu Umar berkata,Sesungguhnya Nabi Saw. pernah membaca Al Qur’an di depan kami ketika bacaannya sampai pada ayat sajdah beliau bertakbir lalu sujud, maka kami pun sujud bersama-sama dengannya” (HR. At Tirmidzi).

عَنْ عَمْرِ ابْنِ عَاصٍ قَالَ, أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْرَأَهُ خَمْسَةَ عَشَرَ سَجْدَةً فِى الْقُرْآنِ, مِنْهَا ثَلاَثٌ فِى الْمُفَصَّلِ وَفِى الْحَجِّ سَجْدَتَانِ (رواه ابوداود وابن ماجه)
Dari Amr bin Ash, sesungguhnya Rasulullah Saw.membaca lima belas ayat tilawah di dalam Al Qur’an, di antaranya ada tiga belas ayat dalam surat mufashal dan dua ayat dalam surat Al Hajj” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Adapun ayat-ayat sajdah yang terdapat dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut :
a. Surat Al A’raf ayat 206, i. Surat An Naml ayat 26,
b. Surat Ar Ra’du ayat 15, j. Surat As Sajdah ayat 15,
c. Surat Al Isra’ ayat 107, k. Surat Shaad ayat 24,
d. Surat An Nahl ayat 49, l. Surat Fushilaat ayat 38,
e. Surat Maryam ayat 58, m. Surat An Najm ayat 62,
f. Surat Al Hajj ayat 18, n. Surat Al Insyiqaq ayat 21 dan
g. Surat Al Hajj ayat 77, o. Surat Al ’Alaq ayat 19.
h. Surat Al Furqan ayat 60,

KETENTUAN SHALAT SUNNAH RAWATIB


SHALAT SUNNAH RAWATIB
Created and Published, http://referensiagama.blogspot.com
by sariono sby

KETENTUAN SHALAT SUNNAH RAWATIB

1. Pengertian Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu, baik dikerjakan sebelum maupun sesudah shalat fardhu. Jika dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut shalat sunnah rawatib qabliyah dan jika dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut shalat sunnah rawatib ba’diyah. Shalat sunnah rawatib qabliyah dimaksudkan sebagai persiapan agar lebih khusyu’ dalam mengerjakan shalat wajib, karena jiwa yang sibuk memikirkan urusan duniawi jauh dari shalat yang khusyu’. Sedangkan shalat sunnah rawatib ba’diyah diianjurkan karena shalat sunnah merupakan pelengkap atau penyempurna dari kesalahan dan kekurangan yang dilakukan dalam shalat fardhu.
Rasulullah Saw. bersabda :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ, رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِى بَيْتِهِ, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَالْعِشَاءِ فِى بَيْتِهِ, وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ كَانَتْ سَاعَةً لاَ يَدْخُلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْهَا (رواه البخارى)
Dari Ibnu Umar Ra. berkata : “Saya memperoleh pelajaran shalat dari Nabi Saw. sebanyak 10 rakaat, yaitu dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Magrib di rumahnya, dua rakaat sesudah Isya di rumahnya dan dua rakaat sebelum Shubuh”. (HR. Bukhari).

Shalat sunnah rawatib disyariatkan untuk meningkatkan derajat dan melebur dosa, menjauhkan godaan syetan yang menggoda musholli (orang yang salat) agar tidak sempurna shalatnya, dan untuk menutup kesalahan dan adab yang kurang dalam shalat fardhu.
Di antara keutamaan melaksanakan shalat sunnah rawatib antara lain :
a. Mendapatkan kemuliaan dunia dan segala isinya.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَاوَمَافِيْهَا (رواه المسلم)
Dari Aiyah Ra. dari Nabi Saw. bersabda : “Dua rakaat sebelum fajar itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya”. (HR. Muslim)
b. Mendapatkan bangunan rumah di surga.
عَنْ اُمِّ حَبِيْبَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ اِثْنَى عَشَرَةَ رَكْعَةً بَنَى بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ : اَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ (رواه الترمذى)
Dari Umi Habibah Ra, berkata, Rasulullah Saw. bersabda : “Barang siapa yang salat semalam 12 (dua belas) rakaat maka dibangunlah baginya sebuah rumah di surga, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat sesudah Dzuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum shalat Fajar”. (HR At Tirmidzi)

2. Macam-macam Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib terdiri atas, shalat sunnah rawatib muakkad dan shalat sunnah rawatib ghairu muakkad. Shalat sunnah rawatib muakkad, adalah shalat sunah rawatib yang sangat dianjurkan, sedangkan shalat sunnah ghairu muakkad adalah shalat sunnah rawatib yang tidak dianjurkan.
Shalat sunnah rawatib muakkad terdiri, atas :
a. Dua rakaat sebelum Shubuh
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْئ ٍ مِنَ النَّوَافِلِ اَشَدَّ تَعَاهُدًا مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ (رواه البخارى ومسلم)
Dari Aiyah Ra. berkata : “Tidak ada shalat sunnah yang diutamakan oleh Nabi Saw. selain dari dua rakaat shalat fajar”. (HR.Bukhari dan Muslim)



b. Dua rakaat sebelum Dzuhur/Jum’at.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : اَنَّ النَّبِىَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَدَعُ اَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ (رواه البخارى)
Dari Aiyah Ra. berkata : “Sesungguhnya Nabi Saw, tidak ada pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Dzuhur (dua rakaat sunnah muakkad dan dua rakaat sunnah ghairu muakkad) dan dua rakaat sebelum shalat fajar”. (HR.Bukhari)
Shalat rawatib ini juga berlaku untuk shalat Jum’at, karena shalat Jum’at merupakan ganti dari shalat Dzuhur.
اَنَّ ابْنَ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يُصَلِّى قَبْلَ الْجُمْعَةِ اَرْبَعًا وَبَعْدَهَا اَرْبَعًا (رواه الترمذى)
”Sesungguhnya Ibnu Mas’ud melakukan shalat empat rakaat sebelum dan setelah shalat Jum’at”. (HR At Tirmidzi)
c. Dua rakaat sesudah Dzuhur/Jum’at.
عَنْ اُمِّ حَبِيْبَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَاَرْبَعًا بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ (رواه الترمذى)
Dari Umi Habibah Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda : “Barang siapa shalat empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkannya masuk neraka”. (HR At Tirmidzi).
Shalat rawatib ini juga berlaku untuk shalat Jum’at, karena shalat Jum’at merupakan ganti dari shalat Dzuhur.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَ صَلَّى اَحَدُكُمُ الْجُمْعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا اَرْبَعًا (رواه المسلم)
Dari Abu Hurairah Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda : “Jika salah satu dari kalian melakukan shalat Jumat, maka hendaklah shalat empat rakaat setelahnya”. (HR Muslim).
Catatan :
Yang dimaksud dengan empat rakaat dalam hadits di atas adalah dua rakaat sunnah muakkad dan dua rakaat sunnah ghairu muakkad.
d. Dua rakaat sesudah Maghrib.
e. Dua rakaat sesudah Isya’.
عَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَفِظْتً عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ ورَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاءِ (رواه البخارى ومسلم)
Dari Abdullab bin Umar Ra. berkata : “Saya hafal dari Rasulullah Saw. dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudah Dzuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Shubuh”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan shalat sunnah ghairu muakkad, terdiri atas :
a. Dua rakaat sebelum Dzuhur/Jum’at.
b. Dua rakaat sesudah Dzuhur/Jum’at.
c. Empat rakaat sebelum Ashar.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : رَحِمَ اللهُ اِمْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ اَرْبَعًا (رواه الترمذى)
Dari Ibnu Umar Ra. berkata, sesungguhnya Nabi Saw. bersabda : “Semoga Allah memberi belas kasihan keada seseorang yang melakukan shalat empat rakaat sebelum Ashar”. (HR At Tirmidzi)
d. Dua rakaat sebelum Maghrib.
e. Dua rakaat sebelum Isya’.
Dengan demikian shalat sunnah rawatib secara keseluruhan, terdiri atas :
a. Dua rakaat sebelum Shubuh e. Dua rakaat sebelum Maghrib
b. Empat rakaat sebelum Dzuhur/Jum’at. f. Dua rakaat sesudah Maghrib
c. Empat rakaat sesudah Dzuhur/Jum’at. g. Dua rakaat sebelum Isya’
d. Empat rakaat sebelum Ashar. h. Dua rakaat sesudah Isya’

PRAKTEK SHALAT SUNNAH RAWATIB

1. Ketentuan Shalat Sunnah Rawatib
Ketentuan shalat sunnah rawatib adalah sebagai berikut :
a. Tidak didahului adzan dan iqamat,
b. Dikerjakan secara munfarid (sendiri-sendiri), tidak berjama’ah,
c. Mengambil tempat shalat yang berbeda dengan tempat melakukan shalat wajib,
d. Shalat sunnah rawatib dilakukan dua rokaat dengan satu salam,
e. Bacaannya sirri (tidak dinyaringkan),
f. Shalat sunnah rawatib qabliyah dilakukan setelah adzan sebelum iqamah, sedangkan shalat sunnah rawatib ba’diyah dilakukan setelah shalat fardlu,
g. Setelah membaca surat Al Fatihah, diutamakan membaca surat Al Kafirun pada rakaat pertama dan surat Al Ikhlas pada rakaat kedua.

2. Mempraktikkan Shalat Sunnah Rawatib
Tata cara melakukan shalat sunnah rawatib sama dengan shalat sunnah lainnya, yang membedakan hanyalah pada niatnya saja. Adapun niat shalat sunnah rawatib adalah sebagai berikut :
Niat shalat sunnah rawatib qabliyah Shubuh :
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah sebelum Shubuh dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib qabliyah Dzuhur :
اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah sebelum Dzuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib ba’diyah Dzuhur :
اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah setelah Dzuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib qabliyah Ashar :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah sebelum Ashar dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib qabliyah Maghrib :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah sebelum Maghrib dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib ba’diyah Maghrib :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah setelah Maghrib dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib qabliyah Isya :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah sebelum Isya dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib ba’diyah Isya :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah setelah Isya dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib qabliyah Jum’at :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah sebelum Jum’at dua rakaat karena Allah Ta’ala”.
Niat shalat sunnah rawatib ba’diyah Jum’at :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunnah setelah Jum’at dua rakaat karena Allah Ta’ala”.

PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW


PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW
Created and Published, http://referensiagama.blogspot.com
by sariono sby
Nabi Muhammad saw adalah Rasul pilihan pembawa risalah Islam, beliau adalah khotamul anbiya’ wal mursalin di muka bumi. Rasulullah saw memiliki pribadi yang mulia dan akhlak yang terpuji. Oleh karena itulah beliau merupakan uswatun hasanah bagi umat manusia.
A. Misi Nabi Muhammad saw untuk Membangun Manusia Mulia

Pada tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang sedang berkhalwat di gua Hira. Malaikat Jibril membawa wahyu Allah swt yang pertama yaitu Q.S. Al Alaq ayat 1-5
                        

Artinya; “ (1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(3). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,(4). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Q.S.: (Al Alaq [96]: 1-5)
Ayat ini menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah. Setelah menerima risalah kenabian, Nabi Muhammad mulai mengajarkan ajaran Islam di tengah-tengah kesesatan masyarakat Arab jahiliyah.
Nabi berdakwah dalam masyarakat yang tidak beradab diliputi kebodohan (jahiliyah) sebab dalam masyarakat itu tidak mengenal aturan yang mencerminkan keluhuran budi pekerti atau ajaran yang merfleksikan perlindungan terhadap kemanusiaan. Sebaliknya, yang berlaku adalah hukum dan budaya layaknya orang primitif. Masyarakat jahiliah pada masa itu mengukur kemuliaan manusia dengan melihat sejauhmana kekuatan dan kekayaan meskipun keduanya didapat dengan cara yang dhalim dan tidak manusiawi tetapi kemudian Islam datang dan Nabi Muhammad secara perlahan memberi pengertian dan memperbaiki akhlaq mereka sebagaimana sabda beliau:
اِنِّمَا بُعِثْتُ لاُتمِّمَ مَكاَرِمَ الاخْلاق
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk memperbaiki akhlak manusia”.
Nabi memberi contoh bagaimana cara berbicara, bertindak dan berfikir. Nabi juga memberi contoh bagaimana cara bergaul yang baik, bagaimana cara berdagang yang benar dan bagaimana seharusnya bermasyarakat.
Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah ajaran Islam telah merubah visi dan adat orang Arab menuju ketauhidan, kemanusiaan dan keluhuran akhlak mulia. Di antara keberhasilan Nabi adalah merubah perilaku orang jahiliyah menjadi orang beradab, diantaranya ialah budaya menyudutkan wanita. Kemudian Nabi mengangkat derajat wanita dengan mengatakan bahwa laki-laki mempunyai kewajiban untuk melindungi. Begitu juga Islam telah menghilangkan kebiasaan membunuh anak perempuan karena dianggap tidak mempunyai masa depan.
Lambat laun keadaan masyarakat Arab berubah total menjadi masyarakat yang memiliki ketinggian akhlak, maka bangsa Arab yang semula terbelakang menjadi sebuah kekuatan baru sehingga dapat mengalahkan kekuatan Romawi dan Persi.
B. Misi Nabi Muhammad sebagai pembawa Kedamaian
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar hidup penuh dengan kedamaian, oleh karena itu Islam memberi ketentuan yang jelas sekiranya terjadi pertentangan antara individu, masyarakat atau dunia secara keseluruhan. Dalam menghadapi pertentangan Islam memberi alternatif yang tepat dan berkesan, ialah dengan cara berdamai, firman Allah di dalam al Qur’an surat Al Anfal ayat 61:
             
Artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Q.S. : (Al Anfal [8]: 61)
Atas dasar firman Allah di atas jelaslah bahwa perdamaian adalah cara yang baik dan diajarkan Islam.Islam adalah agama cinta damai. Oleh karena itu pandangan yang menyatakan Islam adalah agama yang suka perang dan umatnya sebagai teroris adalah pandangan yang tidak mendasar.
Nabi pada saat haji Wada’ berwasiat dua hal yaitu agar umat Islam memberi makan orang miskin, ini menunjukkan bahwa Nabi mengajarkan bahwa tugas utama umat Islam adalah menciptakan kesejahteraan, sehingga kenutuhan lahiriah seperti pakaian, rumah dan makanan akan terpenuhi. Kedua Nabi berpesan agar umat Islam menebar salam perdamaian. Ini bertujuan agar umat Islam senantiasa menebarkan perdamaian di muka bumi.
Dapat dikatakan bahwa akhlak Islam adalah perdamaian. Untuk itu Nabi mengajarkan kepada kita untuk menghidupkan persaudaraan atau silaturrahmi. Oleh karena itu umat Islam hakekatnya adalah umat yang dapat menjalin persaudaraan, ia harus pandai bergaul, mencari kawan dan berkomunikasi dengan semua orang. Sebab dalam pandangan Islam semua manusia itu sama.
Untuk memperbanyak persahabatan dan menjalin persaudaraan maka Nabi mengajarkan beberapa sifat antara lain:
1. Saling menghormati
Sikap menghormati sangat penting dalam menjalin persaudaraan, sebab akan melahirkan penghormatan pula. Dikisahkan pada suatu hari Nabi Muhammad saw mengadakan majelis, majelis tersebut ramai didatangi sahabat, tiba-tiba ada salah seorang sahabat nabi terlambat datang, sahabat tersebut tidak mendapat tempat duduk, karena semua tempat telah terisi, melihat keadaan tersebut Nabi menyerahkan sorbannya kepada sahabat yang terlambat datang untuk dijadikan alas duduk.
2. Bersedia memberi bantuan
Jika ingin menjalin persaudaraan, maka kita harus bersedia memberi bantuan, orang yang bersedia memberi bantuan maka akan dijadikan sebagai sahabat bagi orang yang mendapat bantuan.Adapun bantuan itu tergantung keperluannya, dapat berupa tenaga, pikiran maupun harta benda. Nabi bersabda, “ Orang yang dermawan (bersedia menolong orang lain) itu akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, sedangkan orang yang bakhil, ia akan jauh dengan Allah dan dekat dengan neraka.”



3. Menebarkan kasih sayang.
Islam yang disebarkan nabi Muhammad saw adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu Nabi mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk bersikap lemah lembut dan mengasih semua makhluk, bahkan Nabi bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang menyakitinya.
Sifat kasih sayang dapat memberikan dampak yang luar biasa, kasih sayang dapat menggetarkan hati yang keras, meruntuhkan keangkuhan dan kesombongan.
Nabi berhasil menundukkan orang kafir Quraisy bukan dengan harta, kekuatan atau kekerasan, namun Nabi berhasil mengubah keyakinan dan perilaku jahiliyah mereka dengan rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang itulah yang senantiasa beliau tunjukkan terhadap keluarga, sahabat, umat dan musuh-musuhnya.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa Nabi Muhammad saw merupakan sumber rahmat kepada kehidupan seluruh umat manusia untuk menuju pada terwujudnya keadaan cinta damai di permukaan bumi ini. Sebagai umat Nabi Muhammad hendaknya kita menyadari bahwaNabi adalah pembawa ajaran yang penuh nuansa perdamaian. Dengan bekal kedamaian maka akan terbentuk umat Islam yang maju dan sejahtera.
C. Perjuangan Nabi Muhammad saw dan Para Sahabat dalam Menghadapi Masyarakat Mekah
Pada awalnya, perjuangan dakwah Nabi di Makkah dilakukan secara sembunyi-sembunyi mengingat jumlah pemeluk Islam masih sedikit. Setelah berangsur-angsur jumlah pemeluk Islam bertambah, dakwah dilakukan secara terang-terangan. Rasulullah bersama para sahabat menyampaikan risalah Islam kepada masyarakat Makkah, sebagian di antara mereka mengikuti jejak Nabi dan para shahabatnya memeluk Islam, namun sebagian lain mengambil jalan menentang perjuangan Nabi.
Berikut ini adalah perjuangan Nabi dan para sahabat mengahadapi masyarakat Mekah ketika Nabi Muhammad belum melakukan hijrah maupun setelah hijrah ke Madinah.
1. Perjuangan Nabi Muhammad menghadapi masyarakat Mekah sebelum Hijrah
Semakin lama, dakwah Rasulullah semakin hebat. Melihat gerakan Islam yang bertambah berani dan mendengar berhala-berhala pujaan mereka dihina maka bangkitlah kemarahan kaum Quraisy. Mulailah mereka melancarkan permusuhan kepada nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Para pemimpin Quraisy semakin membenci nabi karena banyak tokoh Quraisy yang mengikuti ajaran Islam. Mereka berusaha keras menghentikan dakwah nabi dengan berbagai cara sehingga Nabi dan pengikutnya semakin mengalami rintangan, kesulitan dan penderitaan yang hebat. Para pemimpin Quraisy menghalangi dakwah Nabi dengan berbagai cara antara lain:
a. Mengejar dan menganiaya Nabi serta pengikutnya.
b. Menyiksa dan membunuh pengikut Nabi
c. Memboikot perdagangan dan pergaulan.
d. Membujuk Nabi dengan harta, tahta dan wanita.
Sekalipun tekanan dan rintangan semakin sering dilancarkan kaum Quraisy , namun dengan keteguhan iman, ketabahan hati dan keluhuran budi, Nabi Muhammad dan umat Islam tidak pernah goyah.Sehingga pada puncaknya orang Quraisy memutuskan untuk membunuh Nabi dan menganiaya sahabat-sahabatnya. Untuk melindungi para pengikutnya, Nabi memerintahkan sebagian orang Islam berhijrah ke negeri lain. Kemudian merekapun hijrah ke Madinah.
2. Perjuangan Nabi Muhammad menghadapi masyarakat Mekah setelah hijrah ke Madinah.
Ancaman kaum Quraisy untuk membunuh Nabi Muhammad tidak main-main. Mereka mengepung rumah Nabi dengan pasukan yang amat banyak, namun beliau berhasil menyelamatkan diri.
Rasulullah bersembunyi di gua Tsur selama tiga malam dengan ditemani oleh Abu Bakar kemudian melakukan perjalanan hijrah. Pada hari Jumat 12 Rabiul Awwal/24 September 622 M Nabi dan kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah) tiba di Yasrib(Madinah) dan disambut gembira masyarakat Madinah yang disebut sebagai kaum Anshar(penolong).
Ketika di Madinah Nabi berjuang membebaskan kota Mekah dari tangan kaum Quraisy. Ketika melakukan perjalanan ke Mekah, pasukan Islam menangkap 3 orang Quraisy diantaranya adalah Abu Sufyan, kemudian Abu Sufyan menyatakan diri masuk Islam. Nabi mengabulkan permintaan Abu Sufyan untuk kembali ke Mekah.
Selanjutnya Nabi mengatur pasukan yang akan meneruskan ke Mekah dengan dalam dua kelompok. Kelompok pertama dipimpin Nabi sendiri dan kelompok kedua di bawah komando Khalid bin Walid. Mereka memasuki kota Mekah melalui dua jurusan.
Pasukan Islam berhasil masuk dan menduduki kota Mekah. Setelah itu Nabi menugaskan Abu Sufyan untuk membacakan pengumunan yang berisi sebagai berikut:
a. Barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan akan terjamin keamanannya.
b. Barang siapa yang masuk Masjidil Haram akan terjamin keamanannya
c. Barang siapa yang menutup rumahnya akan terjamin keamanannya

Setelah Abu Sufyan membacakan pengumuman, orang Quraisy mengikutinya. Nabi Muhammad saw kemudian terus memasuki kota Mekah dengan aman tanpa ada pertumpahan darah. Beliau beserta pasukan Islam terus menuju Ka’bah.Nabi Muhammad menerima dengan tangan terbuka, orang-orang yang mau masuk Islam dan memaafkan segala kesalahan mereka di masa lalu.
Kota Mekah mulai terasa aman dan umat Islam semakin bertambah banyak, mereka hidup dalam persatuan dan kesatuan, diliputi oleh rasa persaudaraan dan kasih sayang.
Berdasarkan sejarah perjuangan nabi dan para sahabat di atas dapat dijadikan suri teladan diantaranya adalah:
a. Perjuangan dilandasi rasa ikhlas karena Allah swt. Sehingga dalam menghadapi masalah dapat teguh hati dan tabah.
b. Perjuangan membutuhkan strategi,Ketika menghadapi persoalan pelik, tidak harus melawan saat itu juga, kita dapat memakai strategi menghindar terlebih dulu untuk menyusun langkah yang lebih membawa hasil, sebagaimana Nabi melakukan hijrah.
c. Perjuangan dilandasi rasa kasih sayang, persaudaraan dan persatuan sehingga dalam menghadapi masalah tidak harus memakai kekerasan.
d. Perjuangan harus diatur oleh seorang pemimpin yang dipercaya dan ditaati sehingga hasil yang dicapai dapat gemilang.

Rabu, 12 Oktober 2011


SHALAT JUM’AT
Created and Posted, http://referensiagama.blogspot.com
By sariono sby


Salat merupakan tiang agama, barang siapa meninggalkan shalat berarti ia menghancurkan agama.Oleh karena itu semua orang Islam yang sudah baligh baik laki-laki maupun perempuan wajib melaksanakan salat.Bagaimana dengan salat Jumat? Mari kita bahas materi salat Jumat berikut
Salat Jumat adalah salat yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam laki-laki yang sudah baligh. Salat Jum’at juga wajib dilakukan bagi orang yang menetap di suatu daerah akan tetapi tidak wajib bagi yang musafir. Salat Jumat dilaksanakan pada hari Jumat sebagai ganti salat duhur, sebanyak dua rakaat dan dikerjakan secara berjamaah.
B. Ketentuan-ketentuan Salat Jumat
1. Pengertian dan hukum salat Jumat
Salat Jumat ialah salat dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah setelah dua khutbah pada waktu salat duhur di hari Jum’at. Salat Jumat dapat dilalukan di masjid, musala kantor yang biasa digunakan untuk salat Jumat.
Kedudukan salat Jumat merupakan pengganti salat dhuhur. Apabila seseorang telah melaksanakan salat Jumat, maka ia tidak perlu lagi melakukan salat dhuhur pada hari Jumat tersebut
Hukum melaksanakan salat Jumat termasuk fardlu ‘ain artinya wajib bagi setiap orang Islam laki-laki yang baligh, merdeka dan bermukim pada tempat tertentu. Bagi orang yang sakit boleh tidak salat Jumat tapi wajib melakukan salat dhuhur.
Bagi wanita melaksanakan salat Jumat hukumnya sunnah. Wanita yang melakukan salat Jumat tidak perlu mengulangi salat dhuhur pada hari itu.
Kewajiban salat Jumat berdasarkan firman Allah swt
                      
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” Q.S.: ( al-Jum’ah[62] : 9)
Berdasarkan ayat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap muslim (orang Islam laki-laki) wajib melaksanakan salat Jumat, walaupun sedang dalam keadaan sibuk. Sebagai seorang Islam, apabila pada hari Jumat telah hampir memasuki waktu salat duhur, harus segera meninggalkan segala urusan dunia untuk segera menunaikan salat Jumat.
Rasulullah saw menegaskan dalam sebuah hadis:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ اِلا اَرْبَعَةً عَبْدٌ مِمْلُوْكٌ اَوِ امْرَاَةٌ اَو صَبِيٌّ اَوْ مَرِيْضٌ (رواه ابو داوود والحاكم)
Artinya: “ Rasulullah saw bersabda: Salat Jumat itu hak yang wajib dikerjakan oleh tiap-tiap muslim (orang Islam laki-laki) dengan berjamaah kecuali empat macam orang (1) hamba sahaya (2) perempuan, (3) anak-anak, (4) orang sakit.” (H.R. Abu Daud dan Hakim)
Hadis di atas menegaskan bahwa tiap muslim laki-laki wajib melaksanakan salat Jumat. Adapun orang Islam yang tidak wajib salat Jumat terdiri dari, hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit. Walaupun demikian mereka wajib melaksanakan salat duhur.
Rasulullah saw memberi peringatan kepada orang Islam yang sengaja meninggalkan salat Jumat sebanyak tiga kali berturut-turut melalui sebuah hadi yang berbunyi:
مَنْ تَرَكَ ثَلاثَ جَمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ (رواه الخمسة)
Artinya: “ Barang siapa yang meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut, karena sifat malas semata, maka Allah mencap dan menutup hati orang itu.” (H.R. Khamsah/lima ahli hadis)
2. Syarat Wajib dan Syarat Sah salat Jumat
Seseorang diwajibkan melaksanakan salat Jumat apabila memenuhi sayart-syarat tertentu. Jika salah satu syarat wajibnya tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban melaksanakan salat Jumat baginya.

Syarat wajib salat Jumat adalah sebagai berikut:
a. Islam.
b. Baligh (dewasa), tidak wajib atasanak-anak.
c. Berakal, tidak wajib bagi orang gila.
d. Laki-laki, sunah bagi perempuan.
e. Sehat badan, tidak wajib atasorang sakit dan berhalangan.
f. Mukim di tempat yang menetap, tidak wajib bagi orang yang sedang dalam perjalanan.
g. Merdeka, tidak wajib atashamba sahaya.

Syarat sah mendirikan salat Jumat:
a. Dikerjakan di pemukiman yang tetap.
b. Dikerjakan secara berjamaah sekurang kurang nya 40 orang baligh.
c. Dikerjakan pada waktu duhur.
d. Sebelum salat didahului dua khutbah.

Sunah salat Jumat.
Hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum menunaikan salat Jumat atau ketika di dalam masjid sebelum khatib naik mimbar sebagai amalan sunah Jumat adalah sebagai berikut:
a. Mandi (dengan niat mandi sunah Jumat) bagi yang akan salat Jumat.
b. Berhias atau memakai pakaian yang baik atau pakaian yang berwarna putih.
c. Memakai harum-haruman atau minyak wangi.
d. Memotong kuku, kumis dan menyisir rambut.
e. Bersegera pergi ke masjid (tidak menunda-nunda waktu)
f. Salat tahiyatul masjid.
g. Membaca al-Quran atau berdzikir sebelum khutbah dimulai.

3. Hal-hal Yang Menghalangi Salat Jumat.
Salat Jumat hukumnya adalah wajib, namun apabila seeorang tertimpa salah satu halangan-halangan berikut, maka diperbolehkan untuk meninggalkan salat Jumat tetapi wajib melaksanakan salat duhur. Halangan-halangan itu adalah
a. Sakit.
b. Hujan lebat sehingga menyulitkan untuk berangkat salat jumat.
c. Sedang dalam perjalanan jauh.

4. Ketentuan Khutbah Jumat.
Ada beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam khutbah Jumat. Apabila salah sat syarat atau rukunnya tidak terpenuhi maka khutbahnya menjadi tidak syah, sehingga menyebabkan salat Jumat yang dilaksanakan menjadi tidak syah. Adapun syarat dan rukun khutbah adalah sebagai berikut:
a. Syarat khutbah Jumat:
1) Khutbah dimulai setelah masuk waktu duhur.
2) Khatib memberi khutbah dengan berdiri apabila mampu.
3) Khatib duduk diantara dua khutbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar.
4) Khutbah pertama dengan khutbah kedua dilaksanakan secara berturut turut.
5) Khutbah dilakukan dengan suara keras.
6) Khatib menutup aurat serta suci dari hadas dan najis.

b. Rukun Khutbah Jumat.
1) Membaca hamdalah
2) Membaca dua kalimah syahadat
3) Membaca salawat nabi muhammad saw.
4) Berwasiat atau memberi nasehat tentang taqwa kepada Allah swt
5) Membaca al-Quran pada salah satu khutbah.
6) Berdoa untuk kaum muslimin muslimat dan mukminin mukminat pada khutbah kedua.



c. Mempraktikkan Salat Jumat.
Salat Jumat merupakan salat fardu yang dilaksanakan seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat. Oleh karena itu setiap muslim harus mengetahui tata cara salat Jumat yang benar. Ada beberapa langkah yang harus diketahui dalam melaksanakan salat Jumat, yaitu:
1) setelah waktu salat Jumat tiba, muazin mengumandangkan azan.
2) Setelah azan, jamaah melakukan salat sunah Jumat (qabliyah) dua rakaat.
3) Muazin mengumandangkan azan kedua sebagai tanda bahwa khutbah akan dimulai.
4) Khatib membacakan khutbah yang pertama
5) Setelah khutbah pertama selesai, maka khatib duduk sebentar diantara dua khutbah.
6) Khatib berdiri lagi melaksanakan khutbah kedua.
7) Khatib turun dari mimbar kemudia muazin melaksanakan iqamah untuk memulai salat Jumat.
8) Salat Jumat dilaksanakan dua rakaat dengan lafal niat sebagai berikut:
اُصَلِّى فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقبِلَ القِبْلَةِ اَدَاءً (اِمَامًا / مَأمُومًا) لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: “ Saya sengaja salat fardu Jumat dua rakaat dengan menghadap kiblat(menjadi imam/makmum) karena Allah taa’a. Allahu akbar.”
Di dalam salat Jumat, disunahkan membaca surat al Jumuah atau Al A’la pada rakaat pertama dan surah al Munafiqun atau al Ghasyiyah pada rakaat yang kedua.
Ketika khatib sedang berkhutbah, jamaah hendaknya duduk dengan teratur, tenang, mendengarkan isi khutbah dan tidak berbicara atau bersendau gurau.
Sabda rasulullah saw:
اِذا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ اَنْصِتْ وَالاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتْ (رواه البخارى ومسلم)
Artinya: “ Apabila engkau berkata pada temanmu pada hari Jumat ‘diam’ sewaktu khatib berkhutbah, maka sesungguhnya telah rusaklah Jumatmu.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Di samping itu selama salat Jumat berlangsung hendaknya membentuk saf yang lurus, rapat dan rapi.

d. Fungsi Salat Jumat.
1. Meningkatkan iman dan takwa serta menambah bekal kehidupan akhirat
2. Meningkatkan rasa syukur dan ingat kepada Allah swt.
3. Mempererat jalinan komunikasi antar umat Islam
4. Merupakan syiar Islam dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar
5. Menumbuhkan sikap disiplindan ketaatan dalam kehidupan

http://referensiagama.blogspot.com

KERJA KERAS, TEKUN, ULET DAN TELITI.


KERJA KERAS, TEKUN, ULET DAN TELITI.
Created and Posted, http://referensiagama.blogspot.com
By sariono sby

Manusia diciptakan oleh Allah swt dalam bentuk yang sebaik-baiknya, sebagaimana bunyi Q.S. At Tin ayat: 4. Oleh karena itu sebagai rasa syukur kepada Allah swt hendaknya kita senantiasa berperilaku terpuji. Sekarang kita akan mempelajari tentang sikap terpuji yang dapat kita terapkan sebagai seorang pelajar dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk dapat mencapai cita-cita ketika dewasa nanti, maka dalam setiap langkah selain harus memiliki niat yang tulus juga dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh yaitu melalui kerja keras, senantiasa tekun , ulet dan ditunjang dengan sikap teliti. Tahukah kamu apa ang dimaksud dengan kerja keras, tekun, ulet dan teliti? Pelajarilah pembahasan berikut.
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang mukmin haruslah memiliki hubungan yang seimbang baik hubungan kepada Allah (hablu min-Allah) dalam bentuk beribadah, maupun hubungan kepada sesama manusia (hablu min-Annas), dalam bentuk pergaulan sehari-hari di masyarakat. Dalam Islam diajarkan tentang cara hidup bermasyarakat. Oleh karena itu sebagai umat yang beragama hendaknya dapat menunjukkan suri teladan di masyarakat dengan memiliki akhlak mahmudah. Akhlak mahmudah yang harus kita miliki antara lain: kerja keras, tekun, ulet dan teliti.
A. Pengertian Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti.
1. Kerja Keras.
Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi keperluan hidup di dunia dan di akhirat disertai sikap optimis.Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Kebutuhan hidup manusia baik jasmani maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain makan, pakaian dan tempa tinggal sedangkan kebutuhan rohani diantaranya ilmu pengetahuan dan nasehat. Kebutuhan itu akan diperoleh dengan syarat apabila manusia mau bekerja keras dan berdo’a maka Allah pasti akan memberikan nikmat dan rizki-Nya.
Bekerja atau berikhtiar merupakan kewajiban semua manusia . Karena itu untuk mencapai tujuan hidup manusia harus bekerja keras terlebih dahulu.Dalam lingkup belajar, kerja keras sangat diperlukan sebab belajar merupakan proses ang membutuhkan waktu. Orang akan sukses apabila ia giat belajar, tidak bermalas-malasan.
Firman Allah SWT:
….            …..
Artinya:“ ..Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri….” Q.S. (Ar-Ra’du[13]: 11)
Merujuk pada aat al-Qur’an di atas, maka setiap manusia haruslah mengusahakan untuk kehidupannya, tidak sekedar menunggu rizki dari Allah dengan berpangku tangan .
Adapun apabila manusia bekerja keras maka akan memperoleh beberapa manfaat antara lain: mendatangkan pahala karena bekerja keras merupakan ibadah kepada Allah swt, meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan cita-cita atau tujuan hidup.
2. Tekun dan Ulet
Tekun berarti kesungguhan tekad dalam melakukan (mencapai) sesuatu. Sedangkan ulet berarti tidak putus asa disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. Tekun dan ulet merupakan sifat terpuji. Setiap muslim harus memiliki sikap tekun dan ulet baik dalam bekerja maupun beribadah. Berikut ini macam-macam sikap tekun dan ulet.
a. Tekun dan Ulet dalam bekerja.
Agama Islam mendorong kita untuk berusaha atau bekerja mencari rizki. Perintah agar manusia bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah, merupakan bukti motivasi ang diberikan Allah swt. Islam selanjutnya menyuruh kita untuk bersikap optimis, sebaliknya melarang untuk bersikap ragu-ragu dan pesimis.Untuk itu, dalam berusaha dan bekerja harus disertai sikap tekun dan ulet sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.
b. Tekun dan ulet dalam belajar.
Setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu. Ilmu mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, karena dengan ilmu seseorang atau suatu bangsa dapat menjaga, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa.
Allah SWT berfirman:
                                
Artinya: Wahai orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis” maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Q.S: ( Al Mujadalah[58]: 11)
Ayat di atas memberikan dorongan untuk senantiasa mencari ilmu pengetahuan yang berguna bagi manusia demi meningkatkan kualitasnya dalam rangka membangun peradaban dan peningkatan harkat derajat suatu bangsa.
Tekun dan ulet sangat diperlukan dalam menuntut ilmu atau belajar. Kita harus rajin dn tidak mudah putus asa dalam menekuni setiap pelajaran. Untuk mencapai apa yang dicita-citakan, setiap siswa harus menanamkan kesadaran diri untuk senantiasa tekun dan ulet dalam menempuh proses mencapai cita-cita itu. Dengan tekun dan ulet dalam belajar maka kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat akan dapat diraih.
3. Teliti
Teliti berarti cermat dan hati-hati. Teliti termasuk akhlak mahmudah yang harus dimiliki setiap muslim. Orang yang senantiasa cermat dan teliti dalam setiap perbuatan maka kemungkinan besar akan terhindar dari kesalahan dan mara bahaya. Islam melarang umatnya tergesa-gesa dan berlaku sembarangan dalam tindak tanduknya, sebab sikap tergesa-gesa itu adalah tindak tanduk setan.
Seseorang dalam melakukan pekerjaan atau usaha selain harus tekun dan ulet hendaknya juga bersikap teliti. Sikap teliti akan membawa keuntungan dan hasil yang maksimal. Sebagai contoh seorang pedagang akan memberi uang kembalian pada pembeli, apabil ia menghitung dengan cermat dan hati hati niscaya uang pengembalian itu akan pas . Apabila pedagang tersebut tergesa-gesa menghitung dan tidak teliti, besar kemungkinan uang kembalian itu akan lebih atau kurang sehingga menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Contoh lain adalah seorang siswa ang diberi pekerjaan rumah oleh gurunya. Lalu sampai di rumah ia mengerjakan dengan teliti, maka besar kemungkinan hasilnya tidak akan ada kesalahan dan ia mendapat nlai yang memuaskan.
B. Contoh perilaku Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti
Sikap kerja keras, tekun, ulet dan teliti sangat berkaitan erat. Maksudnya sebuah usaha yang dilakukan dengan giat atau keras maka akan lebih maksimal apabila diiringi dengan ketekunan , keuletan dan ketelitian. Berikut ini contoh yang menunjukkan perilaku kerja keras, tekun, ulet dan teliti.
1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah tidak akan memberi rizki pada orang yang malas.
2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi.
3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.
4. Apabila telah berhasil memperoleh apa yang direncanakan, tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.
5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap tekun menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.
6. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.
7. Apabila mengalami kegagalan dalam sebuah pekerjaan, maka tidak merasa putus asa, namun mengoreksi kembali langkah-langkah yang telah dilakukan untuk perbaikan yang akan datang.
8. Melakukan pekerjaan didahului dengan perencanaan yang matang.
9. Melakukan pekerjaan dengan fisik yang kuat dan hati senang sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan ringan.


C. Membiasakan Diri Berperilaku Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti
Perilaku Kerja keras, Tekun, Ulet dan Teliti sangat dianjurkan oleh agama Islam. Akan tetapi keempat perilaku tersebut bukanlah mudah hal yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disebabkan beberapa hal antara lain sifat malas dan kesibukan kita. Oleh karena itu dibutuhkan niat yang tulus dan pembiasaan diri agar keempat sikap tersebut sedikit demi sedikit akan tumbuh dan menjadi kebiasaan .

Renungkan hadis berikut dan ambillah pelajarannya:
“ Dari Ibnu Umar R.A. berkata : Rasulullah SAW memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
Hadis di atas mengajarkan kepada kita untuk pertama, bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya, kedua menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu .
Untuk memulainya, cobalah evaluasi diri beberapa peristiwa yang pernah kita lakukan kemarin dan hubungkanlah dengan keempat peilaku terpuji di atas. Untuk membantu mengingatkanmu berikut ini terdapat tabel pembiasaan diri berperilaku kerja keras, tekun, ulet dan disiplin.


http://referensiagama.blogspot.com

IMAN KEPADA MALAIKAT


IMAN KEPADA MALAIKAT
Created and Posted, http://referensiagama.blogspot.com
by sariono sby

Iman pada malaikat adalah merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini. Masih ingatkah kamu, iman pada malaikat merupakan rukun iman yang ke berapa?Ya, benar, iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua.Nah sekarang mari kita pelajari bersama-sama tentang Iman kepada malaikat Allah.
Apabila seseorang tidak mempercayai adanya malaikat maka ia termasuk golongan orang yang tidak beriman. Malaikat merupakan salah satu makhluk gaib ciptaan Allah yang selalu tunduk dan taat pada semua perintahNya. Malaikat tidak pernah menentang perintah Allah. Ketika manusia melakukan tindakan kebaikan atau kejahatan akan selalu diawasi dan dicatat oleh malaikat. Oleh karena itu membuat manusia harus senantiasa berhati-hati dalam bertindak karena percaya bahwa malaikat tidak adan pernah lupa mengawasi dan mencatatnya.
A. Pengertian Iman Kepada malaikat
Iman kepada malaikat berarti percaya atau meyakini dengan sepenuh hati akan adanya malaikat Allah swt yang mempunyai tugas untuk melaksanakan segala perintahNya.
Malaikat sebagai makhluk gaib maka keberadaannya tidak tampak oleh indra manusia. Malaikat telah diciptakan Allah swt sebelum manusia ada, yaitu diciptakan dari cahaya (nur) dan dapat menjelma dalam berbagai bentuk sebagaimana dikehendaki oleh Allah swt. Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat dan senantiasa menyembah serta bertasbih kepada Allah.
Firman Allah:
                 •   
Artinya: “ Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yangdi sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” Q.S: ( Al-Anbiya [21]: 19-20)
Berdasarkan ayat di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa malaikat adalah makhluk Allah swt yang senantiasa taat kepada perintah Allah swt, siang dan malam selalu menyembah dan bertasbih kepada Allah.
Cara beriman kepada malaikat adalah dengan mengenal dan mengetahui sifat dan tugas masing-masing malaikat. Dengan mengetahui sifat dan tugas tersebut, kita dapat lebih meyakini bahwa malaikat benar-benar ada. Apabila kita mau merenung dan berpikir maka tidak akan ada keraguan sedikitpun akan adanya malaikat Allah swt. Salah satu bukti bahwa malaikat benar-benar ada adalah adanya wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi. Firman Allah SWT:
                 • 
Artinya: “ Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya, yaitu “ Peringatkanlah” olehmu sekalan, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.” QS: ( An Nahl[16]: 2)
B. Nama-nama Malaikat dan Tugasnya
Sebagai orang yang beriman, kita wajib percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah swt telah menciptakan makhluk gaib yakni malaikat. Jumlah malaikat sangat banyak. Tidak ada yang mengetahui secara pasti tentang keberadaan dan jumlah malaikat kecuali Allah swt. Walaupun sangat banyak kita diwajibkan untuk mengetahui dan mengimani nama dan tugas sepuluh malaikat yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Kesepuluh malaikat yang wajib kita imani sebagai berikut:
NO NAMA MALAIKAT TUGAS
1. Malaikat Jibril Bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul Allah swt. Dialah juru bicara Nabi Muhammad saw, pada waktu Nabi melakukan Isra’ Mi’raj. Sebagian ulama berpendapat bahwa Jibril adalah pemimpin para malaikat.
2. Malaikat Mikail Bertugas membagi dan mengatur rezeki dari Allah swt kepada semua makhluk di dunia
3. Malaikat Israfil Bertugas meniup sangkakala yang merupakan pertanda datangnya hari kiamat serta tanda kebangkitan makhluk dari alam kubur menuju alam akhirat.
4. Malaikat Izrail Bertugas mencabut nyawa setiap manusia dan makhluk lain. Malaikat Izrail disebut juga Malaikat Maut.
5. Malaikat Munkar Bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di dalam kubur.
6. Malaikat Nakir Bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia serta memberi siksa di dalam kubur.
7. Malaikat Raqib Bertugas mencatat perbuatan baik (amal saleh) manusia, sejak baligh sampai datangnya ajal.
8. Malaikat Atid Bertugas mencatat perbuatan jahat (amal buruk) manusia, sejak baligh sampai datangnya ajal.
9. Malaikat Ridwan Bertugas sebagai penjaga syurga, dia sangat ramah, sopan dan baik
10. Malaikat Malik Bertugas sebagai penjaga neraka, dia sangat tegas, keras dan kejam.
Malaikat dalam menjalankan tugasnya selalu patuh dan tidak pernah membangkang. Adanya malaikat beserta tugas-tugasnya membuktikan kebesaran penciptanya yaitu Allah SWT. Manusia dalam hidup dan kehidupannya senantiasa erat berkaitan dengan tugas-tugas malaikat. Hal ini diharapkan menjadikan manusia untuk selalu hati-hati dalam bertindak dan senantiasa menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangannya sebab manusia selalu dalam pengawasan malaikat.
Firman Allah SWT:
•        
Artinya: “ Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” Q.S: (Qaf[50]: 18)
C. Sifat-sifat Malaikat.
Di dalam al-Qur’an maupun hadis tidak disebutkan secara jelas gambaran tentang wujud malaikat, namun hanya diterangkan tentang sifat-sifatnya.Malaikat memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan manusia. Sifat-sifat tersebut antara lain:
1. Malaikat sangat patuh dan taat dalam melaksanakan segala perintah Allah serta tidak pernah durhaka kepadaNya.
2. Malaikat dapat berubah bentuk apa saja atas izin Allah.
3. Malaikat senantiasa bertasbih kepada Allah swt dan tidak merasa lelah atau bosan.
4. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu, karenanya mereka tidak makan, minum atau tidur. Malaikat suci dan terjaga dari berbuat dosa.
5. Malaikat tidak pernah sombong atau takabur dan selalu mengikuti perintah Allah.
Firman Allah swt:
              
Artinya: “ Dan kepunyaan Allahlah segala yang di langit dan di bumi serta (malaikat-malaikat) yang di sisiNya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah Allah dan tidak (pula) merasa letih. Q.S: ( Al Anbiya[21]: 19)
Dalam surah lain Allah berfirman:
…..        
Artinya: “...yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Q.S: ( At Tahrim[66]: 6)
Sebagai manusia kita dapat memperteguh iman dan lebih patuh dalam menjalankan perintah Allah karena malaikat adalah lambang ketaatan dan kepatuhan kepada Allah. Dengan mengenal malaikat, tugas-tugas dan sifat-sifatnya kita akan tergugah untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatan karena pasti akan dicatat oleh malaikat dan akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
D. Perbedaan Malaikat dengan Makhluk Lainnya

No Malaikat Manusia Jin Setan/Iblis
1 Diciptakan dari nur (cahaya) Diciptakan dari saripati tanah yang berasal dari lumpur hitam kemudian diberi bentuk Diciptakan dari api yang sangat panas Diciptakan dari api yang sngat panas
2 Selalu berdzikir dan bertasbih kepada Allah swt Ada yang beriman dan ada yang kafir Ada yang beriman dan ada yang kafir Senantiasa mengajak manusia berbuat dosa
3. Selalu taat dan patuh kepada Allah swt. Ada yang taat dan patuh ada yang tidak Ada yang taat dan patuh ada yang tidak Selalu membangkang kepada Allah swt

E. Kehidupan Malaikat, Jin dan Iblis
Malaikat adalah makhluk gaib yang paling taat kepada Allah swt., tidak pernah membangkang perintah Allah ataupun berbuat dosa. Semua malaikat selalu memuji Allah, bertasbih serta mengagngkan asma Allah swt. Sifat-sifat malaikat mencerminkan kebaikan dan ketertiban
Adapun jin adalah sejenis makhluk halus yang dapat berganti macam-macam rupa dan mempunyai tugas seperti manusia yaitu beribadah kepada Allah. Mereka ada yang taat kepada Allah swt dan ada pula yang durhaka bahkan kafir. Dengan demikian jin ada yang masuk surga, ada yang menjadi penghuni neraka.
Sedangkan iblis/syetan diciptakan juga untuk beribadah kepada Allah swt, namun karena sombong, mereka membangkang perintah Allah swt. Salah satu perinyah allah adalah ketika menyuruh iblis untuk sujud kepada nabi Adam, namun karena merasa lebih hebat dari nabi Adam maka iblis mengabaikan perintah Allah.
Firman Allah:
              .. 
Artinya: “ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “ sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.”Q.S:( Al Kahfi[18]:50)
Dengan demikian iblis/syetan iblis/setan termasuk makhluk yang sesat dan celaka.Kelak ia akan dimasukkan ke dalam neraka. Akan tetapi iblis/setan tdak mau berada dalam neraka sendirian, ia senantiasa megajak, menggoda dan merayu manusia untuk melakukan perbuatan jahat dan menjauhi perintah Allah.Mereka senantiasa membisikkan dalam hati manusia untuk berbuat dosa.
Oleh karena itu manusia hendaknya sadar bahwa syetan/iblis adalah musuh yang nyata sehingga harus menghindari segala bujuk rayu setan/iblis dengan cara antara lain:
1. Selalu dzikir, memperbanyak ibadah kepada Allah swt.
2. Sekuat hati menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya dengan ikhlas.
3. Memperbanyak mmbaca al-Qur’an dan memahami isinya.
4. Bergaul dengan orang-orang yang taat kepada Allah (orang-orang shaleh)

http://referensiagama.blogspot.com

Hukum Nun Mati dan Tanwin


Hukum Nun Mati dan Tanwin
Created and Posted, http://referensiagama.blogspot.com
by sariono sby


Ilmu tajwid merupakan suatu ilmu yang mempelajari atau menerangkan tentang tata cara membaca al-Quran dengan baik dan benar. Allah memerintahkan membaca al-Quran secara tartil yaitu membaguskan bacaan huruf-huruf al-Quran dengan terang, teratur dan tidak terburu-buru serta mengenal tempat-tempat wakaf sesuai aturan-aturan tajwid.
Hukum mempelajari ilmu tajwid (mengetahui istilah-istilah dan hukum-hukumnya) adalah fardlu kifayah.
Adapun membaca al-Quran dengan baik dan benar (praktek sesuai dengan aturan-aturan ilmu tajwid) hukumnya fardlu ‘ain.
Melalui penerapan ilmu tajwid tentang hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam ayat-ayat pilihan dapat menanamkan kesadaran berprilaku sesuai dengan aturan dalam kehidupan.
Berikut ini penjelasan tentang hukum bacaan nin mati/tanwin dan mim mati.
A. Hukum bacaan nun mati (نْ ) atau tanwin ( ً ٍ ٌ )
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan ikhfa.
1. Idhar ( إظْهَارٌ )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ نْ ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan idhar:
No Huruf Nun mati (نْ) Tanwin (ً ٍ ٌ )

1 ا مَنْ أمَنَ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
2 ح عَنْ حَرَامِكَ نَارٌ حَامٍيَةٌ
3 خ مَنْ خَشِيَ ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ
4 ع مِنْ عِلْمٍ سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ
5 غ مِنْ غِلٍّ اَجْرٌ غَيْرُ
6 ھ مِنْ هَادٍ جُرُفٍ هَارٍ
2. Idgham ( اِدْغَامٌ )
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل ر maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin (نْ / ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a. Idgham bighunnah ( اِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ )
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:
no Huruf Nun mati (نْ) Tanwin ( ً ٍ ٌ )

1 ي مَنْ يَقُوْلُ يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ
2 ن مِنْ نِعْمَةِ حِكْمَةٍ نَافِعَةٍ
3 م مِنْ مَسَدٍ عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
4 و مِنْ وَرَاءِهِمْ خَيْرٌ وَاَبْقَى

Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh: قِنْوَانٌ ـ صِنْوَانٌ ـ دُنْيَا ـ بُنْيَانٌ
b. Idgham bilaghunnah ( اِدْغَامٌ بِلاَ غُنَّةٍ)
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah yaitu ل ـ ر
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:

No
Huruf Nun mati (نْ) Tanwin ( ً ٍ ٌ )

1 ل مِنْ لَدُنْكَ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
2 ر مِنْ رَبِّكَ خَيْرٌ رَازِقِيْنَ

c.Iqlab ( اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ) Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:
No Huruf Nun mati (نْ ) Tanwin (ً ٍ ٌ )

1 ب مِنْ بَعْدِهِمْ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

d. Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ ذ ـ ز - س ـ ش ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك


Contoh bacaan ikhfa:
No Huruf Nun mati (نْ ) Tanwin (ً ٍ ٌ )

1 ت فَمَنْ تَبِعَ جَنّتٍ تَجْرِى
2 ث فَمَنْ ثَقُلَتْ شِهَابٌ ثَاقِبٌ
3 ج اِنْ جَاءَكُمْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ
4 د اَنْدَادًا دَكًّا دَكًّا
5 ذ مِنْ ذَهَبٍ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
6 ز وَاَنْزَلْنَا صَعِيْدًا زَلَقًا
7 س أَلإِنْسَانُ سَلمًا سَلمًا
8 ش مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ عَذَابٍ شَدِيْدٍ
9 ص عَنْ صَلاَتِهِمْ عَمَلاً صَالِحًا
10 ض مَنْضُوْدٍ مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ
11 ط مِنْ طَيِّبَاتٍ بَلْدَةٌ طَيٍّبَةٌ
12 ظ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ حُرَّاءً ظَاهِرَةً
13 ف أَنْفُسِهِمْ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
14 ق مِنْ قَبْلِ رٍزْقًا قَالُوا
15 ك مَنْ كَانَ يَرْجُو نَاِصيَةٍ كَاذِبَةٍ

KEGIATAN INDIVIDU:
Carilah di dalam al Qur’an contoh lain dari nun mati atau tanwin bertemu huruf Idhar, Idghom bighunnah, Idghom bilaghunnah, Iqlab dan Ikhfa masing-masing lima buah. Cantumkan nama surat dan ayatnya.
B. Hukum bacaan Mim Mati ( مْ )
Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana halnya hukum nun mati.
Mim mati atau mim sukun (مْ) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.
1. Ikhfa Syafawi (اِخْفَاء شَفَوِيّ)
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan. Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba,: وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ
Mim mati bertemu huruf ba’: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
2. Idghom Mimi ( اِدْغَامٌ مِيمِي)
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim : وَمَا لَهُمْ مِنَ اللهِ
Mim mati bertemu huruf mim : اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
3. Idhar Syafawi (اِظْهَارْ شَفَوِيِّ)
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacnya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf idhar stafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ ـ ي

No huruf kalimat No Huruf Kalimat
1 ا فَلَهُمْ اَجْرٌ 14 ض وَامْضُوا
2 ت جَنتٍ تَجْرِى 15 ط لَهُم طَعَامٌ
3 ث مَاءً ثَجَّاجًا 16 ظ ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ
4 ج خَلْقٍ جَدِيْدٍ 17 ع وَلَهُمْ عَذَابٌ
5 ح عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ 18 غ مَاءُكُمْ غَوْرًا
6 خ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ 19 ف لَهُمْ فِيْهَا
7 د لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ 20 ق رَأَوْهُمْ قَالُوْا
8 ذ رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ 21 ك اِنَّهُمْ كَانُوا
9 ر اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ 22 ل فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
10 ز اَمْ زَيَّنّا السَمَاء 23 ن اَلَمْ نَجْعَلْ
11 س فَوْقَكُمْ سَبْعًا 24 و عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
12 ش هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ 25 ھ اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
13 ص اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ 26 ي مَالَم يَعْلَمْ

by http://referensiagama.blogspot.com