Sabtu, 29 Januari 2011

PROBLEMATIKA SURAT-SURAT AL QUR'AN



PROBLEMATIKA SURAT-SURAT AL QUR'AN
by sariono sby



PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi umat manusia, pedoman yang tidak pernah lapuk dan tidak pernah usang. Namun meski demikian manusia (umat Islam) hendakjnya memiliki ilmu supaya dapat memahami dan mengerti maksud-maksud ayat yang terkandung di dalam al-Qur’an. Ilmu untuk memahami al-Qur’an salah satunya adalah ilmu tafsir, atau studi al-Qur’an.

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AL-QUR’AN
Al-Qur’an berasal dari kata Qara’a yang mempunyai arti mengumpulkan atau menghimpun dan qiraah yang berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan kata-kata lain dalam satu ucapan dalam susunan yang rapi. Qur’an pada mulanya seperti qiraah, yaitu masdar (infinitif) dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan .
Dalam hal ini sejalan dengan Firman allah dalam surat al-Qiyamah ayat 17 dan 18, yang berbunyi:
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
Dengan demikian pengertian al-Quran adalah kitab (buku) pedoman bagi umat Islam dalam menjalankehidupan di dunia ini, diwajibkan untuk mematuhi semua hal-hal yang diperintah al-Qur’an dan diwajibkan pula untuk menghindai semua hal-hal yang dilarang oleh Al-Qur’an, serta bagi yang membacawa akan dapat sebuah kebaikan (pahala).
Al-Qur’an terdiri atas surat-surat dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang. Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surat dai al-Qur’an. Surat adalah sejumlah ayat al-Qur’an yang memiliki permulaan dan penutup. Tertib atau urutan ayat-ayat al-Qur’an ini adalah taufiqi ketentuan dari Nabi Muhammad Saw. Sebagian riwayat mengatakan bahwa pendapat ini adalah ijma’, diantaranya adalah az-Zarkazi, Abu ja’far ibnu Zubair.

1. Pengertian.
Berbicara mengenai surat-surat Al-Qur’an dan berbagai problematikanya, maka sudah barang tentu tidak bias dipisahkan dengan munasabah. Hal ini karena surat-surat al-Qur’an adalah suatau pengelompokan tertentu yang ditetapkan, sehingga dengan adanya surat tersebut maka akan dapat mengkorelasikan (mengklasifikasikan) tentang hal-hal yang berkaitan dengan surat dalam al-Qur’an.
Menurut bahasa munasabah berarti cocok, patut, sesuai, mendekati, perhubungan, pertalian, pertautan atau persesuaian.
Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pendapat antara lain :
a) Menurut Muhammad Chirzin, munasabah berarti ilmu yang membahas hikmah korelasi urutan ayat Al Qur’an, atau dengan kata lain usaha pemikiran manusia dalam menggali rahasia hubungan antara ayat atau surat yang dapat diterima akal .
b) Menurut Abdul Djalal, ilmu munasabah berarti ilmu yang mengetahui alasan-alasan penertiban dari bagian-bagian Al Qur’an yang mulia.
c) Menurut Muhammad Amin Suma, bahwa munasabah adalah segi-segi hubungan atau persesuaian Al Qur’an antara bagian-bagian dalam berbagai bentuknya.
2. Surat-surat al-Qur’an dan permasalahannya.
Secara garis besar munasabah dibagi menjadi tiga, yakni :
a). Munasabah antar nama surat.
Telah ditegaskan bahwa ulama mengakui keutuhan Al Qur’an terutama antara surat demi surat yang memiliki hubungan (munasabah) demikian rupa sehingga Al Qur’an benar-benar holistik. Hubungan antara surat satu dengan surat yang lain dalam Al Qur’an tegasnya mulai surat AL Fatihah (1) hingga surat An Naas (114) secara umum dari aspek-aspek tertentu dapat disarikan sebagai berikut:
“ Diantara isi penting (utama ) surat Al Fatihah ialah perkara tauhid (ajaran keesaan Allah SWT) berikut beberapa sifat ilahiah/ketuhanan yang sangat erat dengan tauhid. Dengan doktrin tauhid, seseorang dilarang menuhankan apa dan siapapun selain Allah, termasuk binatang sapi (baqarah) yang banyak disembah oleh sebagian penganut agama/kepercayaan tertentu di dunia ini, baik di masa silam maupun sekarang ini. Mempertuhankan sapi, sama sekali tidak ada manfaatnya karena dia tidak bias berbuat apa-apa. Termasuk ketika disembelih oleh penyembah atau yang menuhankannya seperti diperintahkan dalam surat Al Baqarah. Surat Al Baqarah paling sedikit mengisyaratkan tentang itu”
Selanjutnya dijelaskan pula kaitannya dengan nama surat sesudahnya, yaitu surat Ali Imran, yakni :
“Guna melakukan pembinaan dan mempertahankan tauhid secara murni dan konsisten, dan menjauhkan penuhankan kepada selain Allah termasuk penuhanan sapi memerlukan keterlibatan keluarga, dan diantara keluarga sukses yang dipilih Al Qur’an untuk menjadi contoh teladanyang baik adalah keluarga Imran (Ali Imran). Satu hal yang penting untuk dicatat dalam kesuksesan keluarga adalah peranan penting kaum perempuan khususnya ibu. Di sini tercermin sebagai “penghormatan” kaum perempuan dengan menjadikan nama surat berikutnya yaitu An Nisa”

b). Tertib Surat
Para ulama berbeda pendapat tentang tertib surat dalam al-Qur’an
1. Tertib urutan surat itu ditangani langsung oleh Nabi Muhammad sebagaimana diperintahkan Malaikat Jibril Kepada Nabi Muhammad, atas perintah Allah, dengan demikian al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad telah tersusun surat-suratnya secara tertib sebagaimana tertibnya ayat-ayat.
2. Pendapat lain mengatakan bahwa tertib surat dalam al-Qur’an merupakan ijtihad para sahabat, hal ini terbukti karena adanya perbedaan-perbedaan tertib surat di dalam mushaf-mushaf mereka. Misalnya mufhaf Ali disusun menurut tertib nuzul, yakni dimulai dari Iqra’, kemudian Mudassir, lalu Nun, Qalam, kemudian Muzammil dan seterusnya. Dalam mushaf Ibnu Mas’ud yang pertama ditulis adalah surat Baqarah, kemudian Nisa’ dan kemudian Ali Imran. Dalam mushaf Ubai yang pertama ditulis adalah Fatihah, Baqarah, kemudian an-Nisa’ dan Ali Imran.
3. Dalam pembagian tertib surat ada pula yang berpendapat bahwa, sebagian tertib surat merupakan ketepan dari Nabi Muhammad Saw, sebagian lainnya berdasarkan ijtihat para sahabat, hal ini karena terdapat dalil tertib sebagain surat pada masa nabi Muhammad. Misalnya keterangan keterangan yang menunjukkan tertib , as-sabut tiwal, al-hamim, dan al-mufassal pada masa Nabi Muhammad.
Apabila membicarakan ketika pendapat tersebut jelaslah bagi kita bahwa pendapat kedua yang mengatakan bahwa tertib surat berdasarkan ijtihad para sahabat, tidak berdasar dan bersandar pada suatu dalil. Sebab ijtihad sebagian sahabat mengenai tertib mushaf mereka yang khusus, merupakan ikhtiar mereka sendiri , sebelum al-Qurn dikumpulkan secara tertib. Ketika pada jaman Usman Qur’an dikumpulkan ditertibkan ayat-ayat dan surat-suratnya pada satu huruf (logat) dan umatpun menyepakatinya. Maka mushaf-mushaf yang ada pada mereka ditinggalkannya. Seandainya tertib surat merupakan hasil ijtihad tentu mereka tetap berpegang pada mushafnya sendiri-sendiri.
Sementara ada pula pendapat yang mengatakan bahwa sebagaian surah itu tertibnya taufiqi dan sebagian lainnya bersifat ijtihadi, dalil-dalilnya hanya berpusat pada nas-nas yang menunjukkan tertib taifiqi. Adapun bagian yang ijtihadi tidak bersandar pada dalil yang menunjukkan tertib ijtihadi. Sebab ketetapan yang taufiqi dengan dalil-dalilnyatidak berarti bahwa yang selain itu adalah hasil ijtihadi. Di samping itu yang bersifat demikian hanya sedikit sekali.

4. Surat–surat dalam al-Qur’an
Surat-surat al-Qur’an terbagi menjadi 3 bagian.
a). At-Tiwal , ada tujuh surat yaitu, Baqarah, Ali Imran, An-nisa’, al-Maidah, An’am, A’raf dan yang ketujuh ada yang mengatakan al-Anfal. Ada pula yang mengatakan bahwa yang ketujuh adalah surat Yunus.
b) Al-Mi’un, surat-surat yang ayatnya lebih dari seratus atau sekitar itu.
c) Al-Masani, yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya di bawah al-Mi’un. Dinamakan masani karena surat tersebut diulang-ulang bacaannya lebih banyak dari at-Tiwal dan al-Mi’un.
d) Al-Mufasal, yaitu surat yang dimaksudkan adalah surat-surat pendek seperti . al-Ikhlas, al-Nas, al-Tin dan lain-lain
Jumlah surat dalam al-Qur’an ada seratus empat belas surat, dan dikatakan pula ada setarus tiga belas surat, karena surat Anfal dan Bara’ah dianggap satu surat, adapaun jumlah ayat-ayatnya sebanyak, sekitar 6.200 lebih. Ayat terpanjang adalah tentang hutang-piutang, sedang surat terpanjang adalah al-Baqarah sedang ayat terpendek adalah al-kautsar.
Pembagian seperti ini adalah akan mempermudah umat Islam untuk menghafal dan memahami al-Qur’an.


c. Hubungan antar Surat
Menurut Manna’ Al Qaththan, menjelaskan dalam memberikan hubungan (korelasii) antar surat dibagi menjadi 3, yaitu:
Pertama, terletak pada perhatian terhadap lawan bicara, seperti firman Allah:
Ÿxsùr& tbrãÝàYtƒ ’n<Î) È@Î/M}$# y#ø‹Ÿ2 ôMs)Î=äz ÇÊÐÈ ’n<Î)ur Ïä!$uK¡¡9$# y#ø‹Ÿ2 ôMyèÏùâ‘ ÇÊÑÈ ’n<Î)ur ÉA$t6Ågø:$# y#ø‹x. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ ’n<Î)ur ÇÚö‘F{$# y#ø‹x. ôMysÏÜß™ ÇËÉÈ Artinya :“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan”. Kedua, korelasi antar surat satu dengan surat yang lain, seperti pembukaan surat Al An’am dengan “alhamdu” sesuai dengan penutup surat Al Maidah yang menerangkan tentang sikap keputusan hamba kepada Tuhan. Ketiga, memperhatikan antar awal surat dengan akhir suatu surat, seperti awal surat Al Baqarah yang menerangkan bahwa Allah menyuruh orang-orang yang beriman untuk bertaqwa kepada Allah, sedangkan pada penutupan bahwa Allah memerintahkan hanya bagi orang yang mampu. Sedangkan menurut pendapat Abdul Djalal, bahwa hubungan antar surat juga meyangkut isi dua surat dalam soal materi, seperti contoh keterkaitan surat Al Baqarah dengan surat Ali Imran di bawah ini: · Dalam surat Al Baqarah ayat 30, disebutkan bahwa Nabi Adam AS langsung diciptakan Tuhan, yang berbunyi: øŒÎ)ur tA$s% š•/u‘ Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû ÇÚö‘F{$# Zpxÿ‹Î=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ߉šøÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡o„ur uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ωôJpt¿2 â¨Ïd‰s)çRur y7s9 ( tA$s% þ’ÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ Artinya:” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Sedang dalam surat Ali Imran disebutkan tentang kelahiran Nabi Isa AS, yang kedua-duanya (Nabi Adam dan Nabi Isa) dijadikan dengan proses yang lain dari biasanya. Hal ini sesuai delam surat Ali Imran ayat, øŒÎ) ÏMs9$s% èps3Í´¯»n=yJø9$# ãNtƒöyJ»tƒ ¨bÎ) ©!$# Ï8çŽÅe³u;ム7pyJÎ=s3Î/ çm÷ZÏiB çmßJó™$# ßxŠÅ¡yJø9$# Ó|¤ŠÏã ßûøó$# zNtƒötB $YgŠÅ_ur ’Îû $u‹÷R‘‰9$# ÍotÅzFy$#ur z`ÏBur tûüÎ/§s)ßJø9$# ÇÍÎÈ Artinya: “(ingatlah), ketika malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat* (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), · Surat Al Baqarah dimulai dengan menyebut tiga golongan manusia ialah mukmin, orang kafir, dan orang munafik, sedang dalam surat Ali Imran dimulai dengan menyebutkan bahwa orang-orang yang mentakwilkan ayat yang mutasyabihat dengan takwil yang salah untuk memfitnah orang mukmin, dan menyebutkan orang yang mempunyai keahlian dalam mentakwilkannya. · Surat Al Baqarah dimulai dengan menyebut sifat-sifat orang bertakwa, sedang dalam surat Ali Imran dimulai dengan menyebut perintah bertakwa. Selain dua jenis munasabah di atas ada yang menambah dengan ada jenis munasabah yang lain, yaitu : munasabah antar nama surat dan munasabah antar juz dalam Al Qur’an. d. Fungsi surat-surat dalam al qur'an Faedah atau hikmah dengan adanya surat-surat dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut: 1. Untuk membantu umat Islam dapat dengan mudah menghafalkannya, sehingga dengan makin banyaknya umat Islam yang menghafal al-Qur’an maka akan semakin lestari al-Qur’an tersebut. 2. Tentunya setelah menghafal al-Qur’an, maka dengan adanya surat-surat maka akan mempermudah juga untuk memahaminya. 3. Dapat membantu bagi para pemula (anak-anak) yang mau belajar membaca al-Qur’an dengan lebih baik dan lebih mudah. 4. Untuk membantu mempermudah umat Islam mencari dalil-dali (ayat-ayat) al-Qur’an yang dikehendakinya, dengan demikian bagi mereka yang ingin mencari dalil tentang hukum Islam semakin gampang. KESIMPULAN
  1. Tertib urutan surat itu ditangani langsung oleh Nabi Muhammad sebagaimana diperintahkan Malaikat Jibril Kepada Nabi Muhammad, atas perintah Allah, dengan demikian al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad telah tersusun surat-suratnya secara tertib sebagaimana tertibnya ayat-ayat.
  2. Pendapat lain mengatakan bahwa tertib surat dalam al-Qur’an merupakan ijtihad para sahabat, hal ini terbukti karena adanya perbedaan-perbedaan tertib surat di dalam mushaf-mushaf mereka. Misalnya mufhaf Ali disusun menurut tertib nuzul, yakni dimulai dari Iqra’, kemudian Mudassir, lalu Nun, Qalam, kemudian Muzammil dan seterusnya. Dalam mushaf Ibnu Mas’ud yang pertama ditulis adalah surat Baqarah, kemudian Nisa’ dan kemudian Ali Imran. Dalam mushaf Ubai yang pertama ditulis adalah Fatihah, Baqarah, kemudian an-Nisa’ dan Ali Imran.
  3. Dalam pembagian tertib surat ada pula yang berpendapat bahwa, sebagian tertib surat merupakan ketepan dari Nabi Muhammad Saw, sebagian lainnya berdasarkan ijtihat para sahabat, hal ini karena terdapat dalil tertib sebagain surat pada masa nabi Muhammad. Misalnya keterangan keterangan yang menunjukkan tertib, as-sabut tiwal, al-hamim, dan al-mufassal pada masa Nabi Muhammad.
  4. Menurut Pendapat penulis tertib surat yang benar adalah yang berpendapat bahwa tertib surat yang ditangani langsung oleh Nabi Muhammad sebagaimana diperintahkan Malaikat Jibril Kepada Nabi Muhammad, atas perintah Allah, dengan demikian al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad telah tersusun surat-suratnya secara tertib sebagaimana tertibnya ayat-ayat

http://referensiagama.blogspot.com














Tidak ada komentar:

Posting Komentar