Sabtu, 29 Januari 2011

TEORI KEBENARAN


TEORI KEBENARAN

By sariono sby


A. Pengertian Kebenaran

Apakah kriteria kebenaran? Apakah kriteria bahwa suatu pernyataan adalah benar?; Suatu pernyataan adalah benar jika sesuai dengan fakta; A criterion of truth is “correspondence with reality.”; Ini adalah teori korespondensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut” (Jujun, 1984: 57). Dalam proses pembuktian secara empiris (pengumpulan fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatu pernyataan. Kegiatan ilmiah dianggap sebagai suatu upaya untuk menemukan kebenaran tentang dunia ini, metode ilmiah diyakini menjamin obyektifitas kebenaran ilmu pengetahuan yang dihasilkannya karena langkah-langkah yang bersifat sistematis, logis, rasional dan koheren. Tolak ukur yang dipakai dalam menguji hepotesis guna menentukan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau selayaknya ditolak, diyakini sebagai tolak ukur yang tidak subyektif dan sewenang-wenang tetapi bersifat obyektif,universal dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.[1]

B. Teori Tentang Kebenaran

Teori Tentang Kebenaran Beberapa teori telah dilahirkan untuk mencoba mendekati arti dari kebenaran yang dimaksud. Beberapa teori itu adalah:

1. Teori Korespondensi :

Kebenaran/keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh sebuah pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya/faktanya" (L. O. Kattsoff)

Jadi berdasarkan teori korespondensi ini, kebenaran/keadaan benar itu dapat dinilai dengan membandingkan antara preposisi dengan fakta atau kenyataan yang berhubungan dengan preposisi tersebut. Bila diantara keduanya terdapat kesesuaian (korespondence), maka preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi standar kebenaran/keadaan benar.

2. Teori Konsistensi :

Kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgement) dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta dan realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri " (A.C. awing, The Fundamental Question of Philosophy).

Teori konsistensi melepaskan hubungan antara putusan dengan fakta dan realitas, tetapi mencari kaitan antara satu putusan dengan putusan yang lainnya, yang telah ada lebih dulu dan diakui kebenarannya. Kebenaran menurut teori konsistensi bukan dibuktikan dengan fakta/realitas, tetapi dengan membandingkannya dengan putusan yang telah ada sebelumnya dan dianggap benar. Bila sebuah putusan mengatakan bahwa Mahatma adalah ayah Rajiv, dan putusan kedua mengatakan bahwa Rajiv memiliki anak bernama Sonia, maka sebuah putusan baru yang mengatakan Sonia adalah cucu Mahatma dapat dikatakan benar, dan putusan tersebut adalah sebuah kebenaran.

3. Teori Pragmatis :

"Suatu preposisi adalah benar sepanjang preposisi tersebut berlaku (works), atau memuaskan (satisfied); berlaku dan memuaskannya itu diuraikan dengan berbagai ragam oleh para penganut teori tersebut menjadi sesuatu yang dapat dibuktikan melalui penyangkalan, maka akan dapat digolongkan sebagai ilmiah

B. Pengertian ilmu dan pengetahuan.

Untuk mendapatkan pengertian yang luas tentang ilmu pengetahuan dan tidak melebar pada pembahasan yang tidak relevan, maka pemakalah akan uraikan sebagai berikut ;

1. Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa arab, yaitu ‘alima – ya’limu – ‘ilman dengan wazan fa’ala – yaf’alu – fi’lan yang berarti mengerti, memahami benar – benar. Ilmu dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan suatu bidang yang disusun secara konsisten menurut metode-metode tertentu, juga dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.

Ilmu merupakan terjemahan dari kata science (sain) yaitu pengetahuan yang rasional dan didukung dengan bukti emperis. Dalam bentuk yang baku,

Pengetahuan ilmu itu mempunyai paradigma dan metode tertentu.Paradigmanya disebut paradigm ilmu dan metodenya disebut metode ilmiah. Formula utama dalam pengetahuan ilmu (science) adalah buktikan bahwa itu rasional dan tunjukkan emperisnya. Jadi pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kreteria antara lain ; mempunyai obyek kajian, metode pendkatan, dan bersifat universal.

Ilmu merupakan system dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu pengalaman yang disusun melalui system tertentu, sehingga menjadi suatu kesatuan, atau merupakan suatu system dari pengetahuan yang masing-masing diperoleh sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memahami metode-metode tertentu yaitu induksi (kesimpulan yang dimulai dari kasus perkasus) dan deduksi (kesimpulan yang dimulai dari pernyataan umum).

2. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri dari unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu pengetahuan selalu menuntut adanya subyek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan obyek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu obyek tertentu.

Dan pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu, apabila memenuhi kreteria antara lain; mempunyai obyek kajian, mempunyai metode pendekatan dan bersifat universal.


http://referensiagama.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar