ABU HURAIRAH
by sariono sby
by sariono sby
posted, http://referensiagama.blogspot.com
PENDAHULUANAnda sering mendengar sebuah nama mulai duduk di bangku madrasah ibtidaiyah sampai perguruan tinggi ? Namun sebenarnya siapakah Abu Hurairah itu ? seorang sahabatkah atau tabi’in?
Dalam persepektif ahli-ahli sejarah muslim, tidak ada sahabat yang meriwayatkan hadis Nabi lebih banyak dari Abu Hurairah. Hadis-hadisnya lebih banyak dari sahabat yang lebih lama hidup bersama Nabi dan bahkan lebih banyak dari Istri-istri Nabi Muhammad. Orang bertanya-tanya bagaimana mereka harus menerangkan fakta ini. Begitu banyaknya hadis yang diriwayatkannya telah mendorong ulama-ulama di zaman dahulu maupun sekarang untuk mendiskusikan keandalan Abu Hurairah.
Oleh karenanya, tidaklah mengherankan bila ulama-ulama ortodoks telah berupaya dengan seksama sepanjang zaman untuk membersihkan tokoh ini dari cela, terkadang dengan cara melakukan interpretasi-interpretasi yang tidak masuk akal terhadap sumber-sumber historis yang dapat memberikan peluang untuk mencela Abu Hurairah. Dapat dilihat pula bahwa ulama-ulama kontomporer Mesir bahkan telah melangkah lebih jauh dalam membela Abu Hurairah dibandingkan ulama pada masa awal.
Diskusi lain harus pula diakui bahwa serangan-serangan terhadap figur ini yang dilancarkan oleh penulis-penulis kontemporer, memang sangat sengit. Salah seorang penulis yang melancarkan serangan pribadi terhadap Abu Hurairah adalah Mahmud Abu Rayyah. Ia adalah seorang murid di madrasah al-Dakwah wal Irsyad, lembaga da’wah muslim yang didirikan oleh Rasyid Ridho. Orientasi utama Mahmud Abu Rayyah adalah untuk membersihkan sejarah Nabi Muhammad dari segala takhayyul dan cerita bohong yang muncul diseputar pribadi Nabi, terutama akibat periwayatan hadis yang berlebihan oleh Abu Hurairah
Kontroversi hadis-hadis Abu Hurairah banyak dilatar belakangi kepentingan politik salah suatu penguasa pada saat itu, sehingga banyak hadis pesanan yang harus dimunculkan di publik untuk mencapai tujuan kepentingannya. Hadis-hadis palsu banyak dimunculkan oleh Abu Hurairah sehingga sampai saat ini masih terjadi kontroversi hadis-hadis yang dikeluarkan Abu Hurairah. Dan yang paling tidak masuk akal dari hadis-hadisnya adalah sebagian didapat dari imajinasinya.
PEMBAHASAN
1. Histori Singkat Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Sakhir bin Tsalabah bin Salim bin Fahmi bin Ghanan bin Daws Al Yaman, dinisbatkan kepada Dausi bin Udtsan bin Abdillah bin Zahran bin Ka’bah bin Al Harits bin Kalb bin Abdillah bin Malik bin Nashar bin Syanuah bin Al Azd, Al Azd termasuk kabilah yang paling besar dan terkenal di Arab dan dinisbatkan pula pada Al Azad bin Ghauts bin Nuhat bin Malik bin Kahlan dari Arab Al Qathaniyah.
Para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai nama beliau, demikian pula tentang nama ayahnya. Beliau sendiri menerangkan, bahwa di masa Jahiliyah beliau bernama Abu Syams. Setelah memeluk Islam, beliau diberi nama oleh Nabi dengan Abdur Rahman al-S}ahri atau Abdullah, ibunya bernama Maimunah, yang memeluk Islam berkat seruan Nabi. Beliau lahir tahun 21 sebelum Hijriyah = tahun 602 M.
Abu Hurairah datang ke Madinah pada malam futuh Khaibar pada bulan Muharram tahun 7 H. Lalu memeluk agama Islam. Setelah beliau memeluk Islam, beliau tetap beserta Nabi dan menjadi ketua Jama’ah Ahlus Suffah, karena inilah beliau mendengar Hadis Nabi. Abu Hurairah lahir di Yaman dan besar disana sampai ia berumur lebih dari 30 tahun. Ia demikian bodoh dan tidak memiliki wawasan ataupun pengetahuan. Ia adalah seorang papa yang pelupa oleh karena usianya, seorang yatim yang diterjang kemiskinan, menjadi buruh ini dan itu pada laki-laki ataupun wanita hanya untuk mengisi perutnya
Rasulullah menjulukinya “Abu Hurairah (bapak kucing kecil)” , ketika beliau melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari Rasulullah itu semata karena kecintaan beliau padanya. Sehingga jarang ada orang yang memanggilnya dengan nama sebenarnya (Abdurrahman bin Sakhr). Dan Nabi menjulukinya seperti itu karena setiap hari Abu Hurairah selalu membawa kucing kemana ia pergi dan pada malam hari ditempatkan disebuah pohon.sehingga beliau juga disebut bapaknya kucing, karena kecintaan Abu Hurairah.
2. Abu Hurairah, Pada Masa Rasulullah, para Sahabat
Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun ke 7 H, yakni bertepatan dengan terjadinya perang Khaibar. Ia adalah pemimpin para ahli Suffah, yang menggunakan seluruh waktunya beribadah di masjid Nabawi. Allah ternyata mengabulkan do’a Nabi Muhammad SAW, agar Abu Hurairah dianugerahi hafalan yang kuat. Ia memang paling banyak hafalannya diantara para sahabat. Imam Bukhari, Muslim, Ahmad, al-Nasa>i>, Abi> Ya’la> dan Abi> Nu’aim mentakhrijkan sebuah hadis darinya, bahwa ia pernah berkata :
حدثنا الحسن ابن حماد حدثنا معاوية ابن هشام عن الوليد ابن عبد الله ابن جُمَيْع عن أبي الطفيل عن أبي هريرة قال: «شكوت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم سوء الحفظ قال:«افتح كساءك قال: ففتحته. قال : ضمه. قال: فما نسيت بعد شيئا» .
Artinya : Menceritakan kepada kami Hasan ibn Hamma>d, menceritakan kepada kami Mu’a>wiyah ibn Hisha>m dari Wali>d ibn ‘Abdulla>h ibn Jumai’ dari Abi> T{ufail dari Abi> Hurairah ia berkata : Aku pernah mengadu kepada Rasulullah SAW tentang jeleknya hafalan, Rasulullah bersabda : “Bentangkanlah selendangmu”, akupun membentangkannya. Lalu Rasulullah menceritakan banyak hadith kepadaku dan aku tidak melupakan sedikitpun apa yang beliau ceritakan kepadaku.
Abu Hurairah betapapun wira’i, takwa dan zuhudnya selalu gembira dan suka berkelakar. Apabila melewati anak-anak, ia kerapkali membuat mereka tertawa, kalau bertemu dengan orang-orang dipasar, ia menceritakan sesuatu yang membuat mereka gembira. Tetapi jika sedang sendirian ia bertahajjud, yang dilakukan dengan khusyu’ sepanjang malam. Bahkan menurut pengakuan Abu Hurairah sendiri, ia telah membagi waktu setiap harinya menjadi tiga bagian , sebagian untuk beribadah sebagian untuk menghafal hadis dan sebagian lagi untuk istirahat. Kelebihan lain yang dimiliknya adalah kuat dalam hafalan dan ia tergolong pada salah seorang fari tujuh sahabat yang paling banyak hafalannya di bidang hadis.
Adapun sahabat-sahabat tersebut adalah :
1) Abu Hurairah; Abdurrahman bin Sakhr Al-Dausi Yamany, lahir tahun 19 SH dan wafat pada tahun 59 H. Jumlah hadis yang diriwayatkannya adalah 5374 buah hadis.
2) Abdullah bin Umar bin Al-Khotib ra, yang lahir tahun 10 SH dan wafat pada tahun 73 H. Jumlah hadis yang diriwayatkannya adalah 2630 buah hadis.
3) Anas bin Malik ra, yang lahir pada tahun 10 SH dan wafat pada tahun 93 H. Jumlah hadis yang diriwayatkannya adalah 2286 buah hadis.
4) Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq, Umul Mu’minin yang lahir 9 H dan wafat pada tahun 58 H. Jumlah hadis yang diriwayatkannya adalah 2210 buah hadis.
5) Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib yang lahir 3 SH dan wafat pada tahun 68 H. Jumlah hadis yang diriwayatkannya adalah 1660 buah hadis.
6) Jabir bin Abdillah al-Anshory yang lahir 6 SH dan wafat pada tahun 78 H. Jumlah hadis yang diriwayatkannya adalah 1540 buah hadis.
7) Abu Said Al Khudry, yang lahir 12 SH dan wafat pada tahun 59 H. Jumlah hadis yang diriwayatkanya adalah 1170 buah hadis.
Pada Masa Nabi. Kontroversi Abu Hurairah sudah bisa ditemukan dan dianalisa pada masa bersama Nabi. Bukhori menyebutkan , bahwa Abu Hurairah berkata : “orang-orang mengatakan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan begitu banyak hadis yang barangkali tidak dikatakan oleh Nabi. Aku mendekati Nabi hanya untuk memuaskan laparku.” Abu Hurairah meriwayatkan hadis-hadisnya hanya untuk membuat senang orang kebanyakan pada dirinya terutama setelah meninggalnya Sahabat-Sahabat besar.
Pada Masa Khalifah. Pada masa Utsman. Abu Hurairah menjadi sangat bergairah kepada keluarga Abdul Ass dan seluruh Bani Umayyah ketika Utsman menjadi Khalifah. Ia menggandeng Marwan bin Hakam serta menyanjung keluarga Abu Ma’ith, karena itu ia menjadi orang yang penting terutama setelah pengepungan rumah Utsman selama revolusi melawannya, sebab Abu Hurairah bersamanya didalam rumah itu. Karenanya, ia memperoleh kemekaran dan ketenaran.
Abu Hurairah mendapatkan momen yang pas untuk mencari kesempatan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dengan bergabung dengan gerombolan Utsman yang dikepung oleh pemberontak, karena Abu Hurairah tahu bahwasannya para pemberontak tersebut hanya mengincar nyawa Utsman.
Contoh hadis Abu Hurairah yang merupakan hanya untuk kepentingan pribadinya dan demi untuk menyenangkan orang yaitu :
حدّثنا محمد بن الحسن الأسدي قال ثنا إبرٰهيم بن طهمان عن موسى بن عقبة عن جدة أبي حسنة قال : دخلت الدار على عثمٰن وهو محصور، فسمعت أبا هريرة يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي فِتْنَةً وَاخْتِلاَفًا»، قال: فقال له قائل: فما تأمرنا ؟ فقال: «عَلَيْكُمْ بِالأَمِيرِ وَأَصْحَابِهِ ».
Artinya : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Hasan al-Asadi> berkata, keduanya memuji Ibrahim ibn T{ahman dari Musa ibn ‘Aqabah dari kakeknya Abi Hasanah berkata : saya masuk ke rumah Usman kemudian saya mendengar Abu Hurairah berkata : saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda : “Akan ada kerusuhan dan perselisihan setelahku.” Mereka berkata, “apa yang Engkau perintahkan kepada kami kalau begitu?” Beliau bersabda, menunjuk kepada Imam Ali,” pertahankan Amir serta sahabat-sahabtnya.”
Akan tetapi Abu Hurairah lebih membuat senang keluarga Abul Ash, Abu Ma’ith dan Abu Sofyan, karena itu ia mengubah hadis ini kepada Utsman. Dan sebagai imbalannya, mereka memberi hadiah untuk segala “kebaikannya.”
Dari sini sudah bisa disangsikan bahwasannya sebgian hadis dari Abu Hurairah tidak sesuai dengan ucapan Nabi. Pada masa Bani Umayyah juga demikian. Bani Umayyah memperbudak Abu Hurairah dengan berbagai kebaikan mereka, mereka mengambil pendengaran, penglihatan serta hatinya, dan menjadikannya seorang yang penurut, jadi ia adalah sarana dari kebijakan-kebijakan mereka.
Bani Umayyah menyuruh Abu Hurairah membuat hadis-hadis tersebut diatas hanya untuk kepentingan politis untuk mengalahkan Imam Ali. Karena dengan menyebar hadis-hadis palsu yang bisa menjatuhkan Imam Ali, akan mudah baginya utnuk mempengaruhi masyarakat agar membenci Ali dan target Muawiayah akan berhasil. Berikut contoh hadisnya yang mencemarkan Imam Ali. Nabi bersabda :
عَنْ مرةَ الهمداني قَالَ: «قَرَأَ عَلَيْنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ صَحِيفَةً قَدْرَ إِصْبَعٍ كَانَتْ فِي قِرَابِ سَيْفِ رَسُولِ اللَّهِ وَإِذْ فِيهَا: إِنَّ لِكُل نَبِيَ حَرَمَاً، وَأَنَا أُحَرمُ المَدِينَةَ، مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثَاً أَوْ آوىٰ مُحْدِثَاً، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِين. قال : وأشهد بالله أن علياأحدث فيها فلما بلغ معاوية قوله أجازه وأكرمه وولاه إمارة المدينة.
Artinya : dari Marrah al-Hamdani berkata : ‘Ali ibn Abi T{alib membacakan kepada kami s{hifah sekedarnya di dekat pedang Rasulullah SAW : “ Setiap Nabi mempunyai tempat suci. Tempat suciku adalah Madinah. Barang siapa yang berbuat kerusakan di Madinah, akan dikutuk oleh Allah, para malaiakat dan seluruh umat manusia.” Aku bersumpah demi Allah bahwa Ali telah berbuat kerusakan di dalamnya. Ketika mendengar ucapan itu, Muawiyah menyetujuinya, memberi imbalan serta mengangkatnya menjadi Gubernur Madinah.
Disini jelas keluarnya hadis buatan Abu Hurairah adalah untuk kepentingan Muawiyah dan itu sangat bertentangan dengan pribadi Ali yang dimuliyakan oleh Nabi.
3. Jumlah Hadis-Hadis Abu Hurairah
Semua yang mengumpulkan hadis secara bulat setuju bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan hadis-hadis lebih banyak dari siapapun juga. Mereka telah menghitung hadis-hadisnya, yang berjumlah 5.374 buah. Bila dibandingkan dengan keempat khalifah, jumlah ini sangat banyak. Abu Bakar telah meriwayatkan sejumlah 142 Hadis, Umar meriwayatkan 537 Hadis, Utsman 146 dan Ali meriwayatkan 586. jadi total hadis semuanya adalah 1.411 buah hadis.
Jika dibandingkan dengan masa hidup bersama dengan Nabi, Abu Hurairah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan para Sahabat. Diperkuat lagi dengan Aisyah (istri Nabi), hadis-hadis yang diriwayatkan berjumlah 2.210 buah meskipun ditambahkan dengan yang diriwayatkan Ummu Salamah, bahkan seluruh istri Nabi itupun masih kalah banyak dibandingkan hadis Abu Hurairah.
4. Contoh Hadis-Hadisnya
Dua orang ulama besar menyebutkan bahwa Abu Hurairah telah berkata : “ Nabi Muhammad SAW bersabda “ Ya Allah, Muhammad tidak lain hanyalah manusia biasa. Ia marah sebagaimana manusia lainnya. Aku berjanji pada-Mu yang Engkau tidak akan membatalkannya. Setiap mukmin yang aku lukai, aku aniaya, kutuk serta aku dera, biarkan itu menjadi penebus dosanya serta menjadi jalan baginya agar menjadi lebih dekat dengan-Mu.
Hadis diatas sangat bertentangan dengan Nabi, Nabi-Nabi jauh dari setiap ucapan atau tindakan yang akan bertentangan dengan kemaksuman mereka atau dengan semua yang tidak akan cocok dengan kebijaksanaan serta kearifannya. Ini juga diperkuat oleh Aisyah (istri Nabi) tentang akhlak Nabi, suatu hari ada orang yang bertanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW. Aisyah mengatakan padanya, “Apakah engkau membaca Qur’an?” ia berkata, “ya” Aisyah berkata , “Qur’an adalah akhlaknya”
Abu Hurairah mengeluarkan hadis diatas hanya untuk melindungi dan membela kemunafikan bani Umayah yang telah melakukan penganiayaan dan pengrusakan.
Muslim menyebutkan bahwa Abdul Malik bin Abu Bakar berkata bahwa Abu Bakar telah berkata :
حدثنا عبد الله ، حدثني أبي، حدثنا يحيـى بن سعيد ، عن ابن جريج قال: حدثني عبد الملك بن أبي بكر بن عبد الرحمن بن الحارث بن هشام ، عن أبيه:«أنه سمع أبا هريرة يقول: من أصبح جنباً من غير احتلام فلا يصوم فانطلق أبو بكر وأبوه عبد الرحمن حتى دخلا على أم سلمة وعائشة، فكلتاهما قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلّم يصبح جنباً من غير احتلام ثم يصوم فانطلق أبو بكر وأبوه عبد الرحمن فأتيا مروان، فحدثاه، ثم قال: عزمت عليكما لما انطلقتما إلى أبي هريرة فحدثتماه، فانطلقا إلى أبي هريرة،فأخبراه قال: هما قالتاه لكما؟ فقالا: نعم، قال: هما أعلم، إنما أنبأنيه الفضل بن عباس».
Artinya : menceritakan kepada kami ‘Abdullah, menceritakan kepadaku Ubay, menceritakan kepada kami Yahya ibn Sa’id dari Ibn Juraij berkata : “Aku mendengar Abu Hurairah meriwayatkan dalam berbagai ceritanya “ Barangsiapa yang tidak suci setelah fajar, maka ia tidak berpuasa”. Aku sampaikan hadith ini kepada Aisyah dan Ummu Salamah (Istri Nabi), bertanya kepada mereka dan mengatakan padaku “ Nabi tidak suci di pagi hari tanpa mimpi basah dan beliau berpuasa”. Kemudian ditanyakan dan dibicarakan kepada Abu Hurairah yang disampaikan Aisyah dan Ummu Salamah. Abu Hurairah berkata “mereka lebih tahu daripada aku”. Aku mendengar hadis ini dari al-Fadhl dan tidak mendengarnya dari Nabi langsung.
5. Kaum Muslim terkemuka menolak Hadis-Hadisnya
Orang-orang menolak serta mencela berlebihannya Abu Hurairah dalam meriwayatkan hadis-hadis pada masanya. Ia melebihi seluruh batas dan memiliki sebuah gaya khusus yang membuat orang-orang meragukannya serta meragukan pula hadis-hadisnya. Mereka menolak kuantitas serta kualitasnya dari hadis-hadisnya dan secara terang-tarangan menyalahkannya.
Mustafa Sadiq ar-Rafi dalam hal ini berkata, “yang paling banyak meriwayatkan hadis diantara para Sahabat adalah Abu Hurairah. Persahabatannya dengan Nabi hanya tiga tahun, oleh karena itu Umar, Utsman, Ali serta Aisyah menolak hadis-hadisnya serta meragukannya. Ia adalah perawi pertama dalam sejarah Islam yang diragukan (dituduh membuat hadis). Aisyah paling keras menolak hadis-hadisnya. An Nazzam juga berkata “Umar, Utsman, Ali serta Aisyah memandang Abu Hurairah seorang pendusta.”
6. Kritik Mahmud Abu Rayyah terhadap Abu Hurairah
Keberadaan Abu Hurairah yang memiliki kemampuan meriwayatkan hadis sangat banyak dibanding dengan para sahabat yang lain, menyebabkan dirinya tidak lepas dari lontaran kritikan. Diantaranya adalah kritikan yang disampaikan oleh Mahmud Abu Rayyah terhadap Abu Hurairah. Kritikan ini ditujukan untuk menjatuhkan atau menurunkan reputasinya dibidang hadis. Kritikan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Dugaan bahwa Abu Hurairah itu Rakus
Abu Rayyah mencoba untuk menurunkan reputasi Abu Hurairah dengan menguraikan tentang reputasinya sebagai orang yang rakus, seperti yang disebutkan oleh Ats Tsa’alibi, dalam bukunya yang berjudul Thima>r Al-Qutub Fi al-Muda>f wal Manshu>b. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Abu Hurairah rakus dikala makan, terutama menyukai makanan yang berupa campuran susu dan daging. Hal ini membuat Abu Hurairah mendapat julukan Syeikh Al-Mudhirah yang terkenal memliki kesukaan makanan mudhirah bersama Muawiyah Ibn Abi Sofyan. Bahkan ada sebuah riwayat yang dikutip oleh Abu Rayyah, yang menyebutkan bahwa Abu Hurairah pernah berkata bahwa : “Mudhirah Mu’awiyah lebih berminyak dan lebih lezat, sedangkan sholat dibelakang Ali lebih baik”. Abu Rayyah juga mengutip dari Ats Tsa’labi beberapa gurauan yang diduga keras gurauannya milik Abu Hurairah. Menurut Abu Rayyah, prilaku Abu Hurairah itu tidak serius (tidak sungguh-sungguh), sedangkan riwayat yang pertama itu menunjukkan bahwa Abu Hurairah itu tidak objektif.
As Siba’i dan As Samahi ikut turun untuk membela Abu Hurairah. Ia menolak upaya-upaya menyalahkan dan mempertalikan hal-hal seperti tersebut diatas, bahwa Allah tidak pernah melarang manusia menikmati makanan Allah, juga tidak pernah mencela perbuatan polos yang menggelikan hati. Abu Hurairah jelas-jelas seorang yang suka humor dengan kegembiraan yang tidak mengganggu, kata As Siba’i dan As Samahi kelakar Abu Hurairah terhadap orang lain tidaklah mengurangi karakternya atau keandalannya dalam meriwayatkan hadis-hadis dari Nabi. As Siba’i memberikan interpretasi-interpretasi yang panjang bahwa semua gurauan yang dikutip oleh Abu Rayyah benar-benar tidak merugikan pihak lainnya. Selanjutnya Abu Rayyah disalahkan karena mengutip penulis-penulis seperti Ats Tsa’alabi dan Hamadzani yang karya-karyanya tidak dapat dianggap sebagai sumber-sumber yang andal untuk memperoleh data historis.
b. Berapa lama Abu Hurairah tinggal bersama Nabi?
Problem berapa lama sebetulnya Abu Hurairah tinggal bersama Nabi, mengusik pikiran banyak orang. Mulai dari masa Abu Hurairah bersama Nabi sampai wafatnya Nabi, berlalu waktu lima bulan. Namun terdapat catatan-catatan historis yang menyebutkan bahwa Abu Hurairah sendiri berkata “ aku bersama Nabi selama tiga tahun” dengan berasumsi bahwa Abu Hurairah menyebutkan tiga tahun hanyalah untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak tinggal bersama Nabi terus menerus selama 50 bulan, tetapi bahwa dirinya juga melewatkan beberapa waktu, paling sedikit lebih dari tiga tahun. Pada akhir 8 H Nabi Muhammad mengutus Abu Hurairah bersama sama dengan Al A’la bin Al Hadhrami ke Bahrain untuk menjalankan misi. Ini dikukuhkan dalam semua sumber. Dari sinilah mulai timbul berbagai kesulitan untuk menentukan berapa lama ia bersama Nabi.
Keadaan yang menyulitkan dalam menentukan berapa lama Abu Hurairah bersama Nabi, ini dimanfaatkan dengan baik oleh Abu Rayyah. Abu Rayyah berpendapat bahwa Abu Hurairah tidak kembali dari Bahrain sampai disuruh pulang oleh Umar bin Khatab ketika Umar menjabat sebagai Khalifah. Dengan ini ia mengatakan secara tidak langsung bahwa Abu Hurairah tinggal dekat dengan Nabi hanya selama satu tahun sembilan bulan, bukannya tiga tahun atau lebih. tetapi terdapat riwayat-riwayat yang menegaskan bahwa Abu Hurairah tidak lama berada di Bahrain, ia segera kembali ke Madinah.
Abu Rayyah disini meragukan semua Abu Hurairah karena mustahil bagi ia orang yang sebentar bersama Nabi bisa meriwayatkan Hadis yang begitu banyak. Dengan pendapatnya diatas bisa melemahkan Abu Hurairah.
c. Banyaknya jumlah Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Berapa banyak hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam waktu yang relatif singkat, sehingga menyebabkan banyak pihak bertanya-tanya. Abu Rayyah mengutip riwayat-riwayat termasyhur yang disampaikan Abu Hurairah yang mengatakan :
حدّثنا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ . جَمِيعاً عَنْ سُفْيَانَ . قَالَ زُهَيْرٌ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنِ الأَعْرَجِ . قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ ، يَقُولُ: إِنَّكُمْ تَزْعُمُونَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ يُكْثِرُ الْحَدِيثَ عَنْ رَسُولِ اللّهِ . وَاللّهُ الْمَوْعِدُ. كُنْتُ رَجُلاً مِسْكِيناً. أَخْدُمُ رَسُولَ اللّهِ عَلَى مِلْءِ بَطْنِي. وَكَانَ الْمُهَاجِرُونَ يَشْغَلُهُمُ الصَّفْقُ بِالأَسْوَاقِ. وَكَانَتِ الأَنْصَارُ يَشْغَلُهُمُ الْقِيَامُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ.
Artinya : menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan Abu Bakr ibn Abi> Syaibah dan Zuhair ibn Harb. Semuanya dari sufyan. Zuhair berkata : menceritakan kepada kami Sufyan ibn ‘Uyaynah dari Zuhri dari A’raj. Berkata : saya mendengar Abu Hurairah berkata : “sesungguhnya kamu sekalian mengaku bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan sedemikian banyak hadis dari Nabi, Tuhan menjadi saksi bagiku aku ini orang miskin, yang mengabdi kepada Nabi hanya untuk mendapatkan makanan (‘ala> mil’i bat}ni), sedangkan orang-orang Muhajir sibuk di pasar dan orang-orang Anshar sibuk dengan kekayaan mereka”.
Versi lain mengatakan bahwa Abu Hurairah berkata :
حدّثنا أبو اليَمانِ قال: حدَّثَنا شُعيبٌ عن الزُّهريِّ قال: أخبرَني سعيدُ بن المسيَّبِ وأبو سلمةَ بنُ عبدِ الرحمنِ أنَّ أبا هريرةَ رضيَ الله عنه قال: «إنَّكم تَقولونَ: إِن أبا هريرةَ يُكثِرُ الحديثَ عن رسولِ الله صلى الله عليه وسلّم وتقولون: مابالُ المهاجرينَ والأنصارِ لايُحدِّثون عن رسولِ الله صلى الله عليه وسلّم بمثلِ حديثِ أبي هريرة؟ وإِن إخوتي من المهاجرينَ كان يَشْغَلُهُم الصَّفقُ بالأسواقِ وكنتُ ألزَمُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلّم على ملْءِ بَطني، فأشهَدُ إذا غابوا، وأحفَظُ إذا نَسُوا.
Artinya : menceritakan kepada kami Abu> al-Yamma>n berkata : menceritakan kepada kami Shu’aib dari Zuhri berkata : mengkhabarkan kepadaku Sa’i>d ibn Musayyab dan Abu> Salamah ibn ‘Abdurrahman bahwasanya Abu Hurairah berkata : “Engkau katakan bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan sedemikian banyak, Allah dapat membuktikan aku dan engkau kenapa orang-orang Muhajir dan Anshar tidak meriwayatkan sebanyak dirinya. Baik, aku katakan padamu saudaraku dari kaum Anshar sibuk menggarap tanah-tanah mereka, sedangkan aku tinggal bersma Nabi hanya untuk mendapatkan makanan. Aku hadir mereka tidak hadir, dan aku hafal sedangkan mereka lupa.
As Siba’i menafsirkan riwayat-riwayat tersebut sebagai keajaiaban yang dianugerahkan pada seseorang, tidak ditemukannya tanda-tanda kecurigaan, apalagi tuduhan adanya kebiasaan berdusta, dalam kata-kata ini As Samahi menyatakan bahwa tiga tahun terakhir sebelum Nabi wafat, terjadi begitu banyak peristiwa sehingga dapat menjadi penyebab sedemikian banyak hadis yang mengalir dari Abu Hurairah. Abu Hurairah juga meriwayatkan peristiwa-peristiwa sebelum kabar sahabat-sahabat yang lebih senior.
Dalam hubungan ini penting untuk dikutip riwayat yang lain. Abu Hurairah berkata :
أخبرنا عبدُ الله بن محمد الأزدي ، حدثنا إسحاقُ بن إبراهيمَ ، أخبرنا سفيانُ ، عن عمرو بنِ دينارٍ ، عن وهبِ بن مُنَبَّهٍ ، عن أخيه قال:سمعت أبا هريرة يقول : ما مِنْ أصحابِ رسولِ الله أكثرَ حديثاً مني إلا عبدُ اللَّهِ بنُ عمرو، فإنَّهُ كانَ يكتُبُ، وكُنْتُ لا أَكْتُبُ.
Artinya : Mengkhabarkan kepada kami ‘Abdullah ibn Muhammad al-Azadi, menceritakan kepada kami Ishaq ibn Ibrahim, mengkhabarkan kepada kami Sufyan dari ‘Amr ibn Dinar dari Wahab ibn Munabbih dari saudaranya ia berkata : saya mendengar Abu Hurairah berkata : “Tidak ada sahabat Nabi meriwayatkan lebih banyak dari aku kecuali Abdul bin ‘Amr bin Ash. Dia menulis hadith-hadith sementara aku tidak.”
Disini Abu Rayyah menyakan bahwa “Abdullah telah meriwayatkan jauh lebih sedikit dibanding Abu Hurairah, misalnya musnad ibn Hambal termaktub 722 hadis yang diriwayatkan olehnya dan Bukhari mencatat tujuh sedangkan Muslim dua puluh. Abu Rayyah menduga keras bahwa Abu Hurairah mungkin tidak berani meriwayatkan hadis sebanyak seperti yang diinginkannya karena sahabat-sahabat besar masih hidup pada saat dia membuat pernyataan ini. Mereka mungkin tidak setuju dengan kegiatannya. Di lain pihak As Samahi mengutip ibn Hajar, yang menyatakan bahwa Abu Hurairah rupanya mempunyai kesan bahwa hadisnya kurang banyak dibandingkan dengan hadis-hadis Abdullah.
d. Riwayat tentang “Membentang Jubah”
Abu Hurairah tentu merasa bahwa dirinya harus membenarkan iktsarnya. Salah satu riwayat paling masyhur yang mencatat hadis tentang membentangkan jubah.
Tersebut dalam Ash Shahih, bahwa Abu Hurairah berkata :
حدثنا أحمد بن أبي بكر أبو مصعب قال حدثنا محمد بن إبراهيم بن دينار عن ابن أبي ذئب عن سعيد المقبري عن أبي هريرة قال : قلت يا رسول الله إني أسمع منك حديث كثيرا أنساه ؟ قال ( أبسط رداءك ) . فبسطته قال فغرف بيديه ثم قال ( ضمه ) فضممته فما نسيت شيئا بعده.
Artinya : menceritakan kepada kami Ahmad ibn Abi Bakr Abu Mus{‘ab berkata, menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ibrahim ibn Dinar dari Abi Dhi’ib dari Sa’id al-Muqbari dari Abu Hurairah berkata : ” Ya Rasulullah, saya mendengar dari tuan banyak hadis, tetapi saya banyak lupa, mendengar itu Nabi bersabda, “hamparkan selimutmu”. Maka Nabi mengambil kain itu dengan tangannya, kemudian Nabi berkata, “berselimutlah”! selanjutnya Abu Hurairah berkata “ maka saya pun berselimut. Setelah itu saya tidak pernah lupa sesuatu yang saya dengar dari Nabi.”
Abu Rayyah meragukan bahwa daya ingat Abu Hurairah tidak begitu bagus, kalau tidak tentu dia Abu Hurairah tidak akan mengeluhkan ini kepada Nabi.
e. Pandangan Orientalis
Pandangan Goldziher seorang orientalis Yahudi terhadap Abu Hurairah bahwa pengetahuannya yang luas tentang hadis-hadis telah menimbulkan keraguan pada jiwa orang-orang yang mengambil darinya secara langsung. Yakni Abu Hurairah menyampaikan dari Nabi apa yang tidak ia dengar dari beliau.
Sedangkan Sprenger yang dikutip HAR. Gibb dan Kramer mengatakan bahwa Abu Hurairah adalah the extreme of pious humbug (orang ekstrim yang berpura-pura suci).
f. Analisis
Mahmud Abu Rayyah telah berupaya keras mendiskripsikan Abu Hurairah dengan cara yang negatif, ia telah mengambil hampir setiap kesempatan untuk menunjukkan kepribadian Abu Hurairah, ia memberi stressing pada semua cacat kecil Abu Hurairah, seperti suka melucu, serakah, tidak serius, meminta-minta dan lain-lain, tentunya dalam rangka menolak Abu Hurairah.
Di sisi lain, kaum ortodoks, terutama yang diwakili oleh ulama-ulama Al Azhar, memupuk rasa takdzim yang amat dalam terhadap Abu Hurairah. Dengan semangat untuk membebaskan Abu Hurairah dari setiap tuduhan, mereka mengemukakan banyak hadis, yang menggambarkan Abu Hurairah sebagai suri tauladan ketaqwaan. Ulama’ lain yang begitu respek kepada Abu Hurairah adalah Kholid Muhammad Kholid yang dituangkan dalam sebuah kitabnya yang berjudul “Rija>l Haula Al-Rasu>l” halaman 430, beliau mengatakan ada tiga rahasia mengapa Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadis :
1) Abu Hurairah mempunyai waktu yang luang dan banyak bergaul dengan Nabi dibanding sahabat yang lain.
2) Ia mempunyai daya intelegensi (hafalan yang kuat) dan selalu memohon do’a kepada Nabi Muhammad SAW.
3) Salah satu motivasi Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadis adalah syiar untuk Islam.
Dan beberapa faktor banyaknya periwayatan yang diperoleh Abu Hurairah antara lain sebagai berikut :
1) Rajin menghadiri majlis-majlis Nabi
2) Selalu menemani Rasulullah, karena ia sebagai penghuni Shuffah
3) Kuat ingatannya, karena ia salah seorang sahabat yang mendapat doa dari Nabi sehingga hafalannya kuat dan tidak pernah lupa apa yang ia dengar dari Rasulullah.
KESIMPULAN
1. Abu Hurairah hidup bersama Nabi karena dia miskin dan hidup di masjid bersama Nabi sehingga dia banyak mengetahui tentang Nabi Muhammad, sehingga ini dijadikan alasan oleh Abu Hurairah untuk meriwayatkan banyak hadis.
2. Abu Hurairah paling banyak meriwayatkan hadis meskipun dia hidup bersama Nabi selama tiga tahun. Dan banyak ulama Islam yang meragukan semua hadis-hadisnya seperti Mahmud Abu Rayyah karena sebagian hadisnya dikeluarkan untuk kepentingan penguasa pada waktu itu. Para sahabat besar dan Aisyah (istri Nabi) juga menentang dan menolak hadis-hadisnya (Abu Hurairah).
3. Ada juga sebagian yang membela Abu Hurairah dengan menepis semua tuduhan-tuduhan terhadapnya dengan mengeluarkan sanggahan yang sesuai dengan Abu Hurairah. Misalkan, dia (Abu Hurairah) kuat hafalannya karena mendapatkan doa khusus dari Nabi Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar