Rabu, 09 Februari 2011

KHULAFA’ AL-RASYIDUN ( PEMBENTUKAN DAN PEKEMBANGAN KHILAFAH)


KHULAFA’ AL-RASYIDUN ( PEMBENTUKAN DAN PEKEMBANGAN KHILAFAH) by sariono sby


PENDAHULUAN

Wafatnya Nabi Muhammad sebagai pemimpin agama maupun negara menyisakan persoalan pelik. Nabi tidak meninggalkan wasiat kepada seorang pun sebagai penerusnya. Akibatnya, para sahabat mempermasalahkan dan saling berusaha untuk mengajukan calon pilihan dari kelompoknya.
Ahmad Amin mencatat sedikitnya ada tiga kelompok yang berkeinginan menjadi penerus Nabi, yaitu :


No. Kelompok/Golongan Calon Sebab
1 Ahl Bait Ali bin Abi Thalib Yang paling berhak adalah ahl-bait Rasulullah sendiri
2 Anshar Saad bin Ubadah Anshar merupakan golongan penolong Nabi di saat nabi teraniaya di Makkah dan beliau pun meninggal dalam keadaan puas terhadap Anshar
3 Kaum Muhajirin Abu Bakar al-Shidiq Kaum Muhajirin merupakan kaum yang pertama mempercayai ajaran Nabi dan selalu menemani beliau dalam suka dan duka

Perselisihan tersebut berdampak pada tertundanya pemakaman Rasulullah serta terjadinya peristiwa Saqifah , dimana Abu Bakar di baiat sebagai penerus Nabi. Abu Bakar terpilih sebagai penerus Nabi karena beliau tokoh yang disegani, arif dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah termasuk mengenai pengganti Rasulullah.

Masa Khulafa’ al-Rasyidun merupakan masa keemasan, zaman ideal, dimana pemerintahan dijalankan seperti halnya pemerintahan masa Nabi. Indikator yang dapat dilihat adalah :

a. Pembentukannya dengan suara rakyat
b. Kepala Negaranya merupakan pilihan rakyat
c. Pemerintahan dijalankan dengan musyawarah
d. Kedaulatan Hukum Ilahi daplikasikan dalam kehidupan bernegara, sehingga terdapat keyakinan bahwa segala gerak-gerik dipertanggungjawabkan kepada Allah
e. Kekuasaan negara tidak didominasi oleh satu kelompok ataupun golongan.

Selain mampu menciptakan tatanan pemerintahan ideal, masa Khulafa’ al-Rasyidun terkenal dengan kemampuannya mengalahkan 2 imperium besar sebelumnya yaitu Persia dan Roma.

B. Proses Pengangkatan
Berbicara mengenai Khulafa’ al-Rasyidun, pastilah semua sudah memahami betapa sosok-sosok khalifahnya merupakan sahabat terpercaya dan terbaik Nabi. Namun demikian tetaplah kita perlu mengetahui model pengangkatan mereka sebagai khalifah yang didasarkan pada prinsip musyawarah meskipun dengan teknik atau cara yang berbeda. Teknik yang dimaksud adalah :


No. Nama Khalifah Teknik yang Digunakan
1 Abu Bakar al-Shidiq Pembaiatan dilakukan perorangan (Umar bin Khattab) yang disetujui oleh semuanya
2 Umar bin Khattab Penunjukan Abu Bakar sebelum ia wafat yang diawali dengan konsultasi dengan pemuka-pemuka masyarakat



3 Usman bin Affan Pemilihan dari formatur yang ditunjuk Umar yang terdiri dari Usma bin Affan, Ali bin Thalib, Talhah, Zubair ibn Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf
4 Ali bin Abi Thalib Sebagian besar penduduk Madinah

Lebih lanjut penjelasan proses pengangkatan Khulafa’ al-Rasyidun sebagai berikut :
a. Bersifat Penunjukan
Ini digunakan pada saat pemilihan khalifah Abu Bakar. Kronologis pemilihan Abu Bakar bukannya tanpa pro kontra. Banyak orang menganggap terutama bani Hasyim yang menganggap bahwa pemilihan Abu Bakar tersebut tidak sah dikarenakan beberapa alasan, (1) yang pantas menggantikan adalah dari pihak keluarga Nabi yaitu Ali, ini merupakan konsekuensi logis dari watak bangsa Arab yaitu ashabiyah, (2) belum sempurnanya pengurusan jenazah Nabi. Sekelompok orang sudah meributkan tentang pengganti Nabi. Untuk hal ini banyak orang yang menentangnya, diantaranya Umar bin Khtattab.
b. Bersifat akad atau perjanjian dari khalifah ke yang lainnya.ini digunakan pada pemilihan Umar bin Khattab.
c. Adanya panitia pemilihan yang digunakan pada pemilihan khalifah Usman
Hal ini berangkat dari kekhawatiran Umar sehingga ia mengangkat suatu Panitia pemilihan sesaat sebelum ia wafat.

Sedangkan cara proses pemlihan Ali dapat dipastikan salah satu dari ke-3 hal tersebut, hal ini sesuai dengan yang apa yang dikatakan Ali, “ Urusan ini adalah bukan urusan kalian tetapi ini adalah urusan tokoh-tokoh ahli syuura bersama pejuang Badr. Dan siapa saja yang disetujui oleh ahli syuura dan bekas pejuang Badr itulah dia yang berhak. Karena itu kami akan berkumpul dan memikirkan persoalan ini “.
Dari proses pengangkatan di atas dapat dipahami bahwa ke-4 khalifah selalu mengedepankan prinsip musyawarah dalam mengambil keputusan seperti yang dicontohkan Nabi sehingga merekapun layak mendapatkan laqab Khulafa’ al-Rasyidun.

C. Model Pemerintahan
Berbicara masalah model pemerintahan maka haruslah lebih dahulu diketahui masa pemerintahan para khulafa’. Adapun masa pemerintahan khulafa’ adalah sebagai berikut :

No. Nama Mulai Berakhir Lama Umur
1 Abubakar 11 H /632 M 13 H/634 M 2 th, 3 bln 63 th
2 Umar 13 H/634 M 23 H/644 M 10 th, 6 bln 63 th
3 Usman 23 H/644 M 35 H/655 M 12 th 82 th
4 Ali 35 H/655 M 40 H/661 M 4 th, 9 bln 63 th

Adapun indikator model pemerintahan Khulafa’ al-Rasyidun yang merupakan model pemerintahan ideal dapat diketahui dari, (1) pidato pembaiatan sebagai kholifah, (2) gaya kepemimpinan.

a. Pidato pembaiatan sebagai kholifah dapat dipahami berikut ini :

No. Nama Isi Pidato
1 Abu Bakar Saudara sekalian saya telah dipilih untuk memimpin kalian. Jika saya berada di jalan yang benar, bantulah saya. Kebenaran adalah kepercayaan dan kebohongan adalah pengkhianatan. Orang yang lemah diantara kalian adalah kuat di mata saya, setelah saya memberikan haknya. Insya Alllah orang yang kuat adalah lemah di mata saya, sesudah saya menjalankan keadilan baginya, Insya Allah. Apabila ada orang yang meninggalkan perjuangan di jalan Allah , maka Allah akan menimpakan kehinaan terhadapnya. Bilamana menurunkan bencana. Patuhilah saya selama saya taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Tetapi jika saya melanggar perintah Allah dan RasulNya, maka kalian tidak usah mematuhi saya. Laksanakan shalat Allah merahmati kalian.



3 Usman Amma ba’du, sesungguhnya tugas ini telah dipikulkan kepadaku dan aku telah menerimanya, dan sesungguhnya aku adalah seorang mutabi’ (yakni pengikut sunnah Rasul saw) dan bukan seorang mubtadi’ (yakni seorang yang berbuat bid’ah). Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai 3 hal selain kitab Allah dan Sunnah Nabi saw, yakni mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang orang sebelumku dalam hal-hal yang kamu kalian telah bersepakat dan telah kamu jadikan sebagai kebiasaan baru yang layak bagi para ahli kebajikan dalam hal-hal yang belum kamu jadikan sebagai kebiasaan dan mencegah diriku dari bertindak atas kamu kecuali dalam hal-hal yang kamu sendiri telah menyebabkannya
4 Ali ......... adalah wajib atas kamu sekalian taat kepada, baik dalam urusan yang kamu senangi atau yang kamu benci selama aku memerintahkan kamu dalam hal ketaatan kepada Allah. Tapi apabila aku memerintahkan kalian bermaksiat kepada Allah maka tidak ada kewajiban taat atas seseorang di dalam hal maksiat. Ketaatan hanyalah wajib dalam perbuatan kebaikan.9

Deskripsi pidato pembaiatan di atas secara otomatis telah memahamkan kita tentang model atau konsep pemerintahan yang dijalankan khulafa’. Para khulafa’, secara bersama-sama menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dan proses demokrasi. Indikator yang dapat dilihat, para khulafa’ secara tidak lansung menghilangkan jarak antara penguasa dengan rakyat dengan menekankan pentingnya kritik bila melakukan kesalahan sehingga hukum Allah dapat selalu ditegakkan.
b. Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan indikator serta pidato pembaiatan khulafa’ al-Rasyidun setidaknya telah dapat diraba gaya kepeminpinannya. Namun lebih jelasnya dapat dipahami berikut ini :

No. Gaya Kepemimpinan Contoh
1 Kesederhanaan 1. Abubakar masih menjadi pedagang pakaian setelah menjadi khalifah
2. Ali pernah menggigil kedinginan karena pakaiannya sudah usang


2 Jiwa demokrasi, keberanian mengkritik pemimpin 1. Umar adalah khalifah yang sering dikritik rakyatnya seperti Salman al-Farisi, namun beliaupun tidak marah
2. Ali yang menghadapi cercaan kaum khawarij

D. Ekspansi Wilayah
Sepeninggalan Nabi para penggantinya pun tetap berupaya untuk menjalankan dakwah Islam dengan jalan melakukan ekspansi atau perluasan wilayah. Ekspansi di sini tidak identik dengan kekerasan. Islam dikembangkan perdamaian. Adapun rincian ekspansi yang para khalifah adalah sebagai berikut :

a. Khalifah Abu Bakar
Masa khalifah Abu Bakar lebih banyak terpakai untuk menstabilkan politik dalam negeri dengan adanya kemunculan Nabi palsu ataupun kelompok yang murtad sepeninggal Nabi. Mereka beranggapan ketika Nabi meninggal maka tidak perlu lagi megikuti ajaran yang dibawa. Untuk itu khalifah Abu Bakar mengirim 11 Panglima untuk menstabilkan politik. Adapun 11 khalifah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

No. Nama Tugas
1 Khalid bin Walid Memerangi Tulaihah bin Khuwailid yang mengaku Nabi palsu dan pemberontakan di Battah Arab Selatan yang dipimpin Malik bin Nuwairah
2 Ikrimah bin Abu Jahal Memerangi Musailamah al-Kadzab yang mengahku sebagai Nabi dari Bani Hanifah yang terletak di pesisir timut Arab
3 Syurahbil bin Hasanah Membantu Ikrimah
4 Muhajir bin Umayyah Menundukkan pengikut Aswad al-Insa, orang yang pertama kali mengaku Nabi di daerah Yaman, dan memadamkan pemberontakan di daerah Hadramaut yang dipimpin Kais bin maksyuh
5 Huzaifah bin Muhsin al-Galfani Mengamankan daerah Daba karena pemimpinnya mengaku sebagai Nabi
6 Arfajah bin Harsamah Mengembalikan stabilitas daerah Oman dan Muhrah
7 Suwaid bin Muqarin Mengamankan daerah Tihamah yang terletak sepanjang Laut Merah


8 Al-Alla’ bin Hadrami Memadamkan pemberontakan kaum Riddah di daerah Bahrein
9 Amr bin As Memadamkan pemberontakan suku Kuda’ah dan Wadhi’ah
10 Khaid bin Sa’id Memadamkan pemberontakan suku-suku besar dekat perbatasan Suriah dan Irak
11 Maan bin Hajiz Memadamkan kaum Riddah dari suku Salim dan Hawazin di daerah Taif

Setelah ke-11 panglima di atas mampu menstabilkan politik dalam negeri maka khalifah Abu Bakar memfokuskan ekspansi ke luar yitu Persia dan Romawi Timur. Adapun panglima yang ditugaskan untuk ekspansi ke luar adalah :


No. Nama Tugas
1 Musanah bin Harisah al-Syaibani Menaklukkan beberapa wilayah Persia
2 Khalid bin Walid Membantu pasukan Musanah menaklukkan pusat kekerasan Persia dan berhasil dan setiap daerah taklukan diangkat seorang amir
3 Abu Ubaidah bin Jarah Menaklukkan daerah Romawi yaitu Homs Suriah Utara dan Antokia
4 Amr bin As Menaklukkan wilayah Palestina
5 Syurahbil bin Hasan Menundukkan Tabuk dan Yordania
6 Yazid bin Abu Sofyan Menaklukkan Damaskus dan Suriah Selatan

Ekspansi ke luar masa khalifah Abu Bakar ini menghasilkan 2 perang besar yaitu (1) perang Yarmuk, peperangan kaum muslimin di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid dengan pasukan Romawi (2) perang Mauqiah Zat as-Salasil, peperangan kaum muslimin dengan tentara Persia.

b. Khalifah Umar
Ekpansi masa ini berlansung sekitar 10 tahun dengan hasil yang gemilang, baik dikarenakan panglima maupun kebijakan khalifah. Adapun panglima yang diutus untuk ekspansi adalah sebagai berikut :

No. Nama Tugas
1 Abu Ubaidah bin Jarrah pengganti Khalid bin Walid Melumpuhkan kekuatan Romawi di Suriah, Palestina dan Yerussalem dengan hasil yang gemilang dimana Patriach Sophorius menyerahkan Yerussalem ke Umar



2 Yazid bin Abu Sufyan Menaklukkan daerah sekitar Palestina seperti Gaza, Askalon Caesara
3 Khalid bin Walid Menaklukkan Mesir yang beribukotakan Iskandariah
4 Muawiyah bin Abi Sofyan Menguasai Latkia dan Sidon
5 Sa’ad bin Abi Waqqas Memadamkan perlawanan pasukan Persia yang dipimpin panglima Rustam yang kemudian dikenal dengan perang Qadisiah. Sa’ad berhasil menaklukkan Babilon, Ctesiphon ibu kota Persia

Ekspansi masa khalifah Umar keseluruhan difokuskan ke luar negeri. Hal ini dikarenakan kestabilan politik dalam negeri tidak terdapat gangguan sehingga sangatlah wajar bila ekspansi masa ini merupakan yang paling gemilang.

c. Khalifah Usman bin Affan
Ekspansi masa ini lebih banyak bersifat merebut kembali wilayah yang sudah ditaklukkan pasukan Islam sebelumnya. Perebutan kembali kota Iskandariah yang dulu ditaklukkan Khalid bin Walid dibawah kepemimpinan Amr bin Ash adalah bukti adanya bentuk ekspansi masa Khalifah Usman. Namun demikian masa Usman wilayah Tripoli di Barat sampai seluruh Asia Tengah di Timur, Yaman, Azerbaijan, Turkistan dapat dikuasai.

d. Khalifah Ali bin Abi Thalib
Masa ini tidak terjadi ekspansi, khalifah Ali lebih banyak disibukkan oleh perpecahan di kalangan umat Islam sejak terbunuhnya Usman. Waqiah al Jamal atau perang unta dan peristiwa Tahkim merupakan bukti adanya kejadian dalam negeri yang harus segera diselesaikan.

E. Intisari
Pembahasan di atas dapat diintisarikan seperti di bawah ini dengan tujuan untuk mempermudah memahami proses pembentukan dan perkembangan Islam di masa Khulafa’ al-Rasyidun. Adapun gambaran komplit dapat dipahami berikut ini:

No Item Abu Bakar Umar Usman Ali
1 Proses Pengangkatan Inisiatif Umar Wasiat
Abu Bakar Forrnatur
Umar Ahl Madinah
2 Peristiwa
Penting Adanya tindakan pembersihan/
perang Riddah,
nabi palsu dan kaum murtad Ditaklukan
nya Persia Pembunuh Usman Banyaknya konflik internal, seperti perang Shiffin, Tahkim
3 Ekpsansi Lebih banyak terkosentrasi
dalam pemadaman pemberontakan
Damaskus, Suriah, Mesir dan Irak Afrika,
Siprus
Armenia
Kanul
Farghanah
4 Kontribusi Mengumpulkan al-qur’an 1. Pembenahan admisnist negara
2. Penanggalan Islam dari awal hijrah Nabi Penyusunan al-Qur’an Mushaf Usmani, perluasan masjid Nabawi Dapat menjaga kestsbilan dalam negeri
5 Meninggal Sakit Dibunuh Abu Lu’luah, budak Persia Dibunuh dalam upaya konspirasi diantaranya Ghafiqi Dibunuh oleh Aburrahman bin Muljam
6 Pribadi15 Bijaksana, saleh Berani, adil Lembut, Agamis Berani, bersikap ilmiah


F. Catatan Merah terhadap Kepemimpinan Masa Khulafa’ Al-Rasyidun
Laqab khulfa’al-Rasyidun (khalifah yang adil dan benar) merupakan jaminan terjadinya kekhalifahan ideal. Hali ini tercermin dengan adanya ciri khas dalam pemerintahan masa ini, dintaranya:
1. Khilafah berdasarkan pemilihan
2. Pemerintahan berdasarkan musyawarah
3. Baitul mal dianggap sebagai amanat bukan milik pribadi
4. Undang-undang Ilahi di atas segalanya

Keidealan kekhilafahan ini disebabkan para khalifahnya merupakan sosok sahabat terdekat Nabi sehingga kredibilitasnya tidak diragukan lagi oleh berbagai kalangan. Namun demikian, kita pun tidak dapat memungkiri adanya beberapa peristiwa yang dianggap “noda” dalam sejarah peradaban yang kemudian menjadi perbincangan sampai saat ini.
Kembalinya semangat ashabiyah atau kesukuan merupakan penyebab utama terjadinya maslah ini. Hal ini bermula dari pengangkatan kerabat Usman dalam tatanan pemerintahan, padahal Umar secara tegas mengingatkan hal ini dengan mengatakan “ Bertakwalah kepada Allah dan jangan mengangkat kaummu sebagai pejabat-pejabat yang berkuasa secara sewenang-wenang atas rakyat.
Penyimpangan Usman terhadap kebijakan sebelumnya dalam hal pengangkatan sanak saudara untuk menduduki jabatan penting dalam pemerintahan yang memicu kritikan rakyat adalah sebagai berikut:


No. Nama Kerabat Uraian
1 Marwan Memperoleh khumus (seperlima) dari ghanimah
2 Marwan bin Uqbah bin Abi Muaith- saudaranya seibu Untuk menggantikan Sa’’ad bin Abi waqqas sebagai gubernur Kufah
3 Abdullah bin Amir putra pamannya Dengan memecat abu Musa al-Asari sebagai gubernur Bashrah
4 Abdullah bin Sa’ad bib Abi Sarh – saudara sepersusuan Menggantikan Amru bin Ash sebagai gubernur Mesir
5 Muawiyah Memegang kekuasaan bukan hanya di Damaskus tapi juga daerah lain seperti palestina, Yordania dan Libanon
6 Marwan bin Hakam Sebagai sekeretaris Jenderal Negara



Abul A’la juga menjelaskan lebih lanjut bahwa selain diangkatnya sanak saudara di atas ada sebab lain yang memicu kekacauan dan kerusuhan, yaitu :

1. Anggota keluarga yang ditunjuk Usman tersebut merupakan kaum thulaqa’ (orang-orang yang dibebaskan dari tawanan: yakni keluarga-keluarga penghuni Makkah yang sampai saat-saat terakhir menunjukkan permusuhan dan perlawanan terhadap dakwah Nabi)
2. Dianggap tidak layak menempati jabatan pemerintahan karena mereka tidak berkesempatan bersahabat dengan Nabi
3. Perilaku sebagaian besar orang tersebut di atas sama sekali tidak menunjukkan perilaku ketakwaan dan kebersihan jiwa seperti perilaku
al-walid bin Uqbah yang pernah ditugaskan Nabi untuk mengumpulkan zakat dan sedekah dari Bani Musthalaq namun karena suatu hal dia lansung kembali ke Madinah tanpa berhadapan dengan mereka namun dengan berani ia melaporkan kepada Nabi bahwa Bani Musthalaq telah menolak pembayaran zakat dan hampir-hampir membunuhnya. Ia juga diduga pernah shalat subuh dalam keadaan mabuk, masa kepemimpinan khalifah sebelumnya.

Namun demikian uraian di atas setidaknya tidak mengurangi rasa takdzim kita pada kepemimpinan masa Khulfa’ al-Rasyidun. Sampai saat ini model kepemimpinan Khulafa’ merupakan model kepemimpinan ideal yang sampai saat kapanpun dan oleh siapapun ingin diterapkan sampai saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar