Rabu, 02 Februari 2011

SEKILAS TENTANG AL ITQAN FI ‘ULUM AL QUR’AN


SEKILAS TENTANG AL ITQAN FI ‘ULUM AL QUR’AN
by sariono sby


BIOGRAFI PENULIS KITAB "AL ITQAN FI ‘ULUM AL QUR’AN"

NAMA : Jala>l al Di>n al Suyu>t}i>
NAMA LENGKAP : ‘Abdul al Rahma>n Ibn Abu> Bakr Ibn Muhammad Ibn Sa>biq al Khudha>ri> Al Suyu>t}i>
MASA HIDUP : 1 Rajab 849 H- 19 Jumadil Ula 911 H (1445-1505 M)

SEJARAH RINGKAS :

Kepribadian Imam Jala>l al Di>n Al Suyu>t}i> dengan berbagai aspeknya, tanpa diragukan lagi adalah kepribadian yang unik yang pantas diteliti dan dipelajari. Beliau banyak memperdalam ilmu-ilmu agama dan bahasa, mengarang buku-buku kesusastraan, juga menaruh perhatian besar terhadap sejarah, politik dan sosial.
Beliau dipandang sebagai salah seorang sastrawan paling terkenal pada abad kelima belas. Dengan penanya, beliau menggeluti segala bidang ilmu. Beliau menulis tentang Al Qur’a>n, al Hadi>th, Fiqh, Sejarah, bahasa, Balaghah, Kesusastraan dan lain sebagainya. Beliau juga sangat cinta pada ilmu. Beliau berpindah-pindah dari satu pusat pendidikan ke pusat pendidikan lainnya. Sumber-sumber sejarah menuturkan bahwa beliau telah belajar kepada enam ratus Shaikh (guru) pada zamannya di berbagai negara.
Nama lengkap beliau adalah ‘Abdul al Rahma>n Ibn Abu> Bakr Ibn Muhammad Ibn Sa>biq al Khud}}}}}}a>ri> Al Suyu>t}i>, yang diberi gelar Jala>l al Di>n atau Abu> al Fadhl. Beliau juga dinamakan al Khud}a>ri> ini dinisbahkan kepada al Khud}a>riyah, yaitu nama sebuah tempat di Baghdad. Dan beliau terkenal dengan nama Al Suyu>t}i>, dinisbahkan kepada Al Suyu>t}i>, yaitu sebuah tempat asal dan tempat hidup seluruh leluhur serta ayah beliau, sebelum berpindah ke Kairo. Beliau dilahirkan di Kairo pada tanggal 1 Rajab 849 H. Ayahnya mendidiknya dengan menghafal Al Qur’an, dan wafat saat Al Suyu>t}i> masih berumur lima tahun. Ketika ayah beliau meninggal dunia, beliau menghafal Al Qur’an sampai surat Al Tahrim. Beliau telah menghafal Al Qur’an seluruhnya pada usia kurang dari delapan tahun. Hal itu menunjukkan kemampuannya dalam hafalan, yang selanjutnya menguatkan beliau untuk menghafal sebanyak 200.000 hadith, sebagaimana dinyatakan dalam kitabnya Tadri>b al Ra>wi>.
Al Suyu>t}i> belajar fiqh pada seorang Shaikh yang hidup pada masa itu, yaitu ‘Ilmu al Di>n al Bulqi>ni> dan beliau tetap belajar padanya hingga sang guru wafat.
Semasa hidup al Bulqi>ni>, beliau telah mengarang sebuah kitab yang berjudul Sharh} al Isti’a>dhah wa al Basmalah. Kemudian kitab tersebut, diperiksa oleh gurunya, al Bulqi>ni>, memujinya serta memberi kata pengantar pada kitab itu. Kemudian al Suyu>t}i> melanjutkan studinya dalam ilmu fiqh al Sha>fi’i> pada putra gurunya (al Bulqi>ni>). Dari guru baru inilah beliau banyak mempelajari beberapa kitab fiqh madzhab al Sha>fi’i>. Setelah itu, beliau terus melanjutkan pada Al Sharaf al Mana>wi>.
Dan beliau belajar pada al Ima>m Taqiyu al Di>n al Subki> al Hanafi> selama empat tahun, selain itu beliau juga mempelajari darinya hadis dan bahasa.
Selama empat tahun pula, beliau belajar Ilmu Ushul dan Tafsir dari seorang pakar ilmu tersebut, yaitu al Ka>fiji>. Beliau juga mengadakan sejumlah rihlah (lawatan keilmuan), dimana beliau berkunjung ke Yaman, Maroko dan India.
Beliau juga menyibukkan diri untuk memberi fatwa, mengajar fiqh, hadis, nahwu (ilmu tata bahasa Arab) dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Pada usia empat puluh tahun, beliau berhenti memberikan fatwa dan mengasingkan diri di rumah untuk sepenuhnya mengarang. Pekerjaan itu tetap ditekuninya hingga tiba ajalnya. Beliau wafat hari Jum’at pagi tanggal 19 Jumadil Ula 911 H, dan dikuburkan di Qushun.

RESUME KITAB
AL ITQA< ‘ULUn sebenarnya merupakan perluasan dari kitab yang ditulis oleh Jala>l al Di>n yang sebelumnya, yakni al Tahbi>r fi> ‘Ulu>m al Tafsi>r, dimana dalam kitab tersebut Jala>l al Di>n menggabungkan penjelasan dari kitab yang dikarang oleh gurunya yakni al Bulqi>ni> dalam kitab Mawa>qi’ al ‘Ulu>m dengan kitab karangan al Zarkashi> dalam kitab al Burha>n fi> ‘Ulu>m al Qur’a>n. Jala>l al Di>n kemudian memberikan penjelasan yang lebih rinci pada bagian-bagian yang penting dan memasukkan bagian satu ke bagian lainnya.
Oleh karena itu, kitab ini diberi nama al Itqa>n fi> ‘Ulu>m al Qur’a>n dengan harapan bahwa kitab ini dapat menghilangkan dahaga karena ia diibaratkan dapat menjadi sumber mata air bagi orang-orang yang berniat untuk mempelajari al Qur’an secara lebih mendalam.
Kitab ini merupakan sebuah pengantar dari kitab tafsir yang ditulis oleh Jala>l al Di>n sesudahnya yakni kitab Jam’u al Bahraini dan kitab Mat}la’ al Badraini. Di dalamnya dijelaskan secara luas mengenai 80 bagian yang penting dalam mempelajari ilmu al Qur’an.bagian-bagian tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagian pertama tentang Makki> dan Madani>
2. Bagian kedua tentang H{ad}ari> dan Safari>
3. Bagian ketiga tentang al Naha>ri> dan al Laili>
4. Bagian keempat tentang S{aifi dan Shita’i>
5. Bagian kelima tentang al Firashi> dan al Naumi>
6. Bagian keenam tentang al Ardi> wa al Sama’i
7. Bagian ketujuh tentang yang pertama kali diturunkan dari al Qur’an
8. Bagian kedelapan tentang yang terakhir diturunkan dari al Qur’an
9. Bagian kesembilan tentang Asba>b al Nuzu>l
10. Bagian kesepuluh tentang yang diturunkan atas lidah sebagian sahabat
11. Bagian kesebelas tentang ayat-ayat al Qur’an yang diturunkan secara berulang
12. Bagian kedua belas tentang ayat-ayat yang diturunkan lebih dahulu dari hukumnya dan ayat-ayat yang diturunkan setelah hukumnya berlaku terlebih dahulu
13. Bagian ketiga belas tentang al Qur’an yang diturunkan secara terpisah dan yang diturunkan secara keseluruhan
14. Bagian keempat belas tentang al Qur’an yang diturunkan secara berkelompok dan secara sendiri-sendiri
15. Bagian kelima belas tentang yang diturunkan kepada sebagian nabi-nabi dan tidak diturunkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW
16. Bagian keenam belas tentang cara diturunkannya al Qur’an
17. Bagian ketujuh belas tentang mengetahui nama-nama al Qur’an dan nama-nama surat
18. Bagian kedelapan belas tentang cara penghimpunan dan penyusunannya
19. Bagian kesembilan belas tentang jumlah surat, ayat-ayat, kata-kata dan huruf-hurufnya
20. Bagian kedua puluh tentang para penghafal dan perawi al Qur’an
21. Bagian kedua puluh satu tentang al ‘Ali (riwayat yang derajatnya tinggi) dan al Nazil (riwayat yang derajatnya rendah
22. Bagian kedua puluh dua tentang al Mutawa>tir
23. Bagian kedua puluh tiga tentang al Mashhur
24. Bagian kedua puluh empat tentang al Ahad
25. Bagian kedua puluh lima tentang al sha>dh
26. Bagian kedua puluh enam tentang al Maud}u’
27. Bagian kedua puluh tujuh tentang al Mudraj
28. Bagian kedua puluh delapan tentang waqaf dan Ibtida>’
29. Bagian kedua puluh sembilan tentang ketersambungan secara lafad}
30. Bagian ketiga puluh tentang Imalah dan fathah dan lainnya
31. Bagian ketiga puluh satu tentang Idgha>m, Idha>r, Ikhfa’, dan Iqla>b
32. Bagian ketiga puluh dua tentang Ma>d (panjang) dan Qas}r (pendek)
33. Bagian ketiga puluh tiga tentang Hamzah dibaca dengan ringan
34. Bagian ketiga puluh empat tentang tata cara Tah}ammul
35. Bagian ketiga puluh lima tentang adab tila>wah
36. Bagian ketiga puluh enam tentang Gharib al Qur’a>n(kata-kata asing)
37. Bagian ketiga puluh tujuh tentang kata-kata yang terdapat dalam al Qur’an yang bukan berasal dari bahasa Hijaz
38. Bagian ketiga puluh delapan tentang kata-kata yang terdapat dalam al Qur’an yang bukan berasal dari bahasa Arab
39. Bagian ketiga puluh sembilan tentang al wuju>h dan al Nadha’ir
40. Bagian keempat puluh tentang makna alat-alat yang dibutuhkan oleh ahli tafsir (mufassi>r)
41. Bagian keempat puluh satu tentang I’ra>b al Qur’a>n
42. Bagian keempat puluh dua tentang kaedah-kaedah penting yang perlu diketahui oleh ahli tafsir
43. Bagian keempat puluh tiga tentang al Muhka>m dan al Mutasha>bih
44. Bagian keempat puluh empat tentang Muqaddamah dan Mu’akhkharah( yang didahulukan dan diakhirkan)
45. Bagian keempat puluh lima tentang Kha>s}s}ah dan ‘Asikh dan Mansu>kh
48. Bagian keempat puluh delapan tentang Mushkil, Muhim al Ikhtila>f, dan Tana>qud}
49. Bagian keempat puluh sembilan tentang Mut}laq dan Muqayyad
50. Bagian kelima puluh tentang Mant}uq dan Mafhum al Qur’a>n
51. Bagian kelima puluh satu tentang tujuan Khit}ab al Qur’a>n
52. Bagian kelima puluh dua tentang hakikat Majaz al Qur’a>n
53. Bagian kelima puluh tiga tentang Tashbih dan Isti’a>rah
54. Bagian kelima puluh empat tentang Kina>yah dan Ta’ri>d}
55. Bagian kelima puluh lima tentang al Has}ru dan al Ikhtis}a>s}
56. Bagian kelima puluh enam tentang Ijaz dan It}nab
57. Bagian kelima puluh tujuh tentang Khabar (berita) dan Insha>’
58. Bagian kelima puluh delapan tentang Bada’I al Qur’a>n
59. Bagian kelima puluh sembilan tentang Fawa>s}il (batasan-batasan) ayat
60. Bagian keenam puluh tentang pembukaan surat
61. Bagian keenam puluh satu tentang akhiran surat
62. Bagian keenam puluh dua tentang hubungan antara ayat dengan surat
63. Bagian keenam puluh tiga tentang ayat-ayat Mutasha>biha>t
64. Bagian keenam puluh empat tentang I’ja>z al Qur’a>n
65. Bagian keenam puluh lima tentang ilmu-ilmu yang bersumber dari al Qur’an
66. Bagian keenam puluh enam tentang Amtha>l (perumpamaan) dalam al Qur’an
67. Bagian keenam puluh tujuh tentang pembagian al Qur’an
68. Bagian keenam puluh delapan tentang Jadlu al Qur’a>n
69. Bagian keenam puluh sembilan tentang nama-nama, Kuniah, dan Laqab
70. Bagian ketujuh puluh tentang Mubhamah al Qur’a>n
71. Bagian ketujuh puluh satu tentang nama-nama orang yang diturunkan al Qur’an kepada mereka
72. Bagian ketujuh puluh dua tentang keutamaan al Qur’an
73. Bagian ketujuh puluh tiga tentang al Qur’an yang paling utama dan yang utama
74. Bagian ketujuh puluh empat tentang Mufrada>t (kosakata) al Qur’an
75. Bagian ketujuh puluh lima tentang kekhususan al Qur’an
76. Bagian ketujuh puluh enam tentang seni kaligrafi dan adab-adab penulisan al Qur’an
77. Bagian ketujuh puluh tujuh tentang ta’wi>l, tafsir al Qur’an dan penjelasan kemuliaan dan keperluan terhadapnya
78. Bagian ketujuh puluh delapan tentang syarat-syarat bagi seorang mufassi>r berikut adab-adabnya
79. Bagian ketujuh puluh sembilan tentang Ghara>’ib al Tafsi>r\
80. Bagian kedelapan puluh tentang tingkatan-tingkatan para ahli tafsir.
Bagian-bagian tersebut di atas jika diteliti lebih jauh akan menghasilkan cabang-cabang ilmu yang baru tentang al Qur’an. Maka dari itu, kitab al Itqa>n fi> ‘Ulu>m al Qur’a>n ini dapat dijadikan pedoman atau dasar untuk mempelajari berbagai macam ilmu yang membahas tentang rahasia al Qur’an sebagai pedoman umat manusia sekaligus sebagai mu’jizat dengan tingkat bahasa yang sangat tinggi yang tidak pernah dapat ditandingi oleh manusia.
Menurut pendapat saya, kitab ini merupakan salah satu karya terbaik yang dihasilkan oleh umat islam yang patut dibanggakan. Imam Jala>l al Di>n al Suyu>t}i> memberikan perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan keilmuan tentang al Qur’an yang pada masa itu belum mendapat perhatian yang besar di kalangan para ahli ilmu. Dalam kitab ini disebutkan secara rinci dalam setiap babnya mengenai suatu pembahasan tentang salah satu bagian al Qur’an.
http://referensiagama.blogspot.com




1 komentar: