Kamis, 27 Januari 2011


ILMU ASBABUN NUZUL
by sariono sby


PENDAHULUAN
Al – Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan Risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian – kejadian yang sekarang serta berita – berita yang akan datang.
Mengenai turunnya Al – Qur’an itu ada yang didahulu suatu sebab dan ada pula yang tidak, oleh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui Asbabun Nuzul.
Asbabun nuzul ayat itu berarti sebab-sebab turun ayat. Dalam pengertian sederhana turunnya suatu ayat disebabkan oleh suatu peristiwa, sehingga tanpa adanya peristiwa itu, ayat tersebut itu tidak turun. Sedangkan menurut Subhi Shalih misalnya menta’rifkan (ma’na) sababun nuzul ialah:
ما نزلة الأية او الآيات بسببه متضمنة له أو مجيبة عنه أو مبينة لحكمه زمن وقوعه.
“Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun sesuatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau menerangkan hukumnya; pada masa terjadinya peristiwa itu.”
Yakni, sesuatu kejadian yang terjadi di zaman Nabi Saw, atau sesuatu pertanyaan yang dihadapkan kepada Nabi dan turunlah suatu atau beberapa ayat dari Allah Swt yang berhubungan dengan kejadian itu, atau dengan penjawaban pertanyaan itu baik peristiwa itu merupakan pertengkaran, ataupun merupakan kesalahan yang dilakukan maupun merupakan suatu peristiwa atau suatu keinginan yang baik.
Di antara sekian banyak aspek yang banyak memberikan peran dalam menggali dan memahami makna-makna ayat al-Qur’an ialah mengetahui sebab turunnya. Oleh karena itu, mengetahui Asbabun Nuzul menjadi obyek perhatian yang tidak kalah pentingnya.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mengenai mengerti asbabun nuzul sangat banyak manfaatnya. Karena itu tidak benar orang-orang mengatakan, bahwa mempelajari dan memahami sebab-sebab turun al-Qur’an itu tidak berguna, dengan alasan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an itu telah masuk dalam ruang lingkup sejarah. Di antara manfaatnya yang praktis ialah menghilangkan kesulitan dalam memberikan arti ayat-ayat al-Qur’an.
Imam al-Wahidi menyatakan; tidak mungkin kita mengetahui penafsiran ayat al-Qur’an tanpa mengetahui kisahnya dan sebab turun ayat adalah jalan yang kuat dalam memahami Al-Qur’an.
Ulama salaf tatkala terbentur kesulitan dalam memahami ayat, mereka segera kembali berpegang pedoman asbabun nuzulnya. Dengan cara ini hilanglah semua kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari al-Qur’an tentang “Asbabun Nuzul”. .
Ilmu Asbabun Nuzul itu besar sekali manfaatnya bagi setiap orang yang hendak menafsirkan ayat – ayat al -Qur’an, karena ilmu ini dapat membantu seseorang agar dapat memahami ayat al-Qur’an secara tepatdan sekaligus dapat menghindarkan dia dari salah pengertian.
Ilmu asbabun nuzul mempunyai pengaruh yang penting dalam memahami ayat, karenanya kebanyakan ulama begitu memperhatikan ilmu tentang asbabun nuzul bahkan ada yang menyusunnya secara khusus.
Karena Ilmu Asbabun Nuzul menurut pandangan ulama sangat penting, maka tidak mengherankan bahwa dikalangan ulama Muhaqqiqun sampai mengaharamkan seorang yang berani menafsirkan ayat – ayat al-Qur’an tanpa mengetahui Asbabun Nuzulnya.


PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut bahasa (etimologi), asbabun nuzul berarti turunnya ayat-ayat al-Qur’an dari kata “asbab” jamak dari “sababa” yang artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun. Yang dimaksud disini adalah ayat al-Qur’an. Asbabun nuzul adalah suatu peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat-ayat al-Qur’an.
Menurut istilah atau secara terminologi asbabun nuzul terdapat banyak pengertian, diantaranya :
1. Menurut Az-Zarqani
“Asbab an-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan turunnya ayat al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.
2. Ash-Shabuni
“Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama”.
3. Subhi Shalih
ما نزلت الآية اواآيات بسببه متضمنة له او مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه
“Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”.

4
Kendatipun redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda penulis bisa menyimpulkan bahwa asbab an-nuzul adalah kejadian / peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
B. Metode Mengetahuinya
Asbabun Nuzul itu tidak bisa diketahui semata – mata dengan akal ( rasio ), tidak lain mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan didengar langsung dari orang – orang yang memahami Asbabun Nuzul, lalu mereka menelitinya dengan cermat, baik kalangan sahabat, tabi’in atau lainnya dengan catatan pengetahuan mereka diperoleh dari ulama – ulama yang dapat dipercaya.
Ibnu Sirin mengatakan saya pernah bertanya kepada Abidah tentang satu ayat Al-Qur'an, beliau menjawab: "Bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah yang benar sebagaimana orang-orang yang mengetahui dimana Al-Qur'an turun".
Cara mengetahui Asbabun Nuzul berupa riwayat yang shahih adalah :
1. Apabila ada perawi sendiri yang menyatakan lafazh sebab secara tegas. Dalam hal ini tentu merupakan nash yang nyata, seperti kata – kata perawi sebab turun ayat ini begini…….
2. Bila perawi menyatakan riwayatnya dengan memasukkan huruf "fa ta'qibiyah" pada kata "Nazala" seperti kata-kata perawi":

5
riwayat yang demikian juga merupakan nash yang sharih dalam sebab Nuzul.
Terkadang ada suatu bentuk ungkapan yang tidak menyatakan Sebab Nuzul yang tegas seperti kata-kata perawi:
Kadang-kadang yang dimaksud dengan ungkapan tersebut adalah sebab turun, tetapi kadang-kadang pula menyatakan hukum yang terkandung dalam ayat seperti halnya az-Zarkasi dalam kitabnya Al-Burhan mengatakan "biasanya tradisi shahabat dan tabi'in bila " " mengatakan" " maksudnya adalah bahwa ayat ini adalah mengandung hukum ini bukan menyatakan suatu sebab Nuzul. Ibnu Taimiyah mengatakan: "kata-kata mereka " " terkadang menyatakan suatu sebab turun dan terkandung pula menyatakan kandungan hukum meskipun sebabnya tidak ada.
C. Macam-macam Asbab an-Nuzul

Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, sebab Al – Nuzul data dibagi kepada Ta’addud Al – Asbab Wa Al – Nazil Wahid ( sebab turunnya lebih dari satu dan ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun satu ) dan Ta’addud Al – Nazil Wa Al – Sabab Wahid ( ini persoalan yang terkndung dalam ayat atau sekelompok ayat yang turun lebih dari satu sedang sebab turunnya satu ). Sebab turun ayat disebut Ta’addud bila ditemukan dua riwayat yang berbeda atau lebih tentang sebab turun suatu ayat atau sekelompok ayat tertentu. Sebaliknya, sebab turun itu disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat atau sekelompok ayat yang turun disebut
6
Ta’addud Al – Nazil, bila inti persoalan yang terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan sebab tertentu lebih dari satu persoalan.
Jika ditemukan dua riwayat atau lebih tentang sebab turun ayat dan masing – masing menyebutkan suatu sebab yang jelas dan berbeda dari yang disebutkan lawannya, maka kedua riwayat ini diteliti dan dianalisis. Misalnya perbedaan yang terjadi antara riwayat Bukhari, Muslim dan lainnya dari satu dan riwayat At-Tabrani dan Ibnu Abi Syaibah di pihak lain. Bukhari, Muslim, dan lainnya meriwayatkan dari Jundab. Ia (Jundab) berkata: “ Nabi SAW, kesakitan sehingga ia tidak bangun satu atu dua malam. Seorang perempuan datang kepadanya dan berkata: “ Hai Muhammad, saya tidak melihat setanmu kecuali ia telah meninggalkanmu”, maka Allah menurunkan :

. سَجَى وَاللَّيْلِإِذَا . وَالضُّحَ
. قَلَى وَمَا رَبُّكَ وَدَّعَك مَا
Al – Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Hafsh bin Maisarah dari ibunya, dari ibunya ( neneknya dari ibu ) dan ibunya ini pembantu Rasul SAW: “Sesungguhnya seekor anak anjing memasuki rumah Nabi SAW. Anak anjing itu masuk kebawah tempat tidur dan mati, maka selama empat hari Nabi SAW, tidak dituruni wahyu. Maka ia ( Nabi ) berkata: Hai Khaulah, apa yang telah terjadi dirumah Rasulullah? Jibril tidak datang kepadaku”. Saya berkata pada diri saya sendiri: “ Sekiranyalah engkau persiapkan rumah ini dan engkau sapu, maka saya jangkaukan penyapu ke bawah tempat tidur it, maka saya

7
mengeluarkan anak anjing tersebut. Nabi SAW pun datang dalam keadaan jenggotnya gemetar. Dan memang jika turun wahyu kepadanya ia menjadi gemetar”, maka Allah
menurunkan : وَالضُّحَ hingga firman- Nya فَتَرْضَى
Dalam hal demikian menurut Al – Zarqani, kita mendahulukan riwayat yang pertama dalam menerangkan sebab turunnya ayat tersebut karena kesahihan riwayatnya dan tidak riwayat yang kedua. Sebab dalam sanad riwayat yang kedua periwayat tidak dikenal. Ibnu Hajar berkata: “ Kisah terlambatnya Jibril karena adanya anak anjing yang masuk itu. Akan tetapi, keadaanya menjadi sebab bagi turunnya ayat tersebut. Dalam sanadnya terdpat orang yang tak dikenal. Karena itu yang diterima adalah yang ada di dalam kita Sahih.
D. Redaksi Asbabun Nuzul
Bentuk redaksi yang menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa pertanyaan tegas mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang hanya mengandung kemungkinan mengenainya.
1. Sehingga dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul meliputi :
a. Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabunnuzul dengan indikasi menggunakan lafal (pendahuluan).
8
سبب نزول هذه الآية هذا... Sebab turun ayat ini adalah
حدث هذا... فنزلت الآية Telah terjadi …… maka turunlah ayat
سئل رسول الله عن كذا... فنزلت الآية
Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat.
b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-Nuzul karena masih terdapat keraguan.
نزلت هذه الآية فى كذا...
(ayat ini diturunkan berkenaan dengan)
احسب هذه الآية نزلت فىكذا...
(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ……)
ما احسب نزلت هذه الآية الا فىكذا...
(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …)
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.
a. Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat
b. Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat.

9
E. Kaidah Penetapan Hukum Dikaitkan dengan Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul sangatlah erat kaitannya dengan kaidah penetapan hukum. Seringkali terdapat kebingungan dan keraguan dalam mengartikan ayat-ayat al-Qur’an karena tidak mengetahui sebab turunnya ayat. Contohnya firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 115 yang artinya :
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Firman Allah itu turun berkenaan dengan suatu peristiwa yaitu beberapa orang mukmin menunaikan shalat bersama Rasulullah saw. Pada suatu malam yang gelap gulita sehingga mereka tidak dapat memastikan arah kiblat dan akhirnya masing-masing menunaikan shalat menurut perasaan masing-masing sekalipun tidak menghadap arah kiblat karena tidak mengetahui arah kiblat. Keesokan hariya mereka mengemukakan hal itu kepada rasulullah SAW…maka turunlah ayat tersebut.
Seandainya tidak ada penjelasan mengenai asbabun nuzul tersebut mungkin masih ada orang yang menunaikan shalat menghadap ke arah sesuka hatinya dengan alasan firman Allah surat al-Baqarah ayat 115.

F. Faedah Asbabun Nuzul
Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya dan tidak ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar pada lapangan sejarah dan ceritera. Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi orang yang mau berkecimpung dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.
10
Anggapan tersebut adalah salah dan tidaklah patut didengar karena tidak berdasarkan pendapat para ahli Al-Qur'an yang dikenal dengan ahli tafsir.
Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul.
Al-Wahidy berpendapat: "menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan turunnya tidaklah mungkin."
Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat: "Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an."
Ibnu Taimiyah berpendapat: "Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat".
Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu Al-Qur'an.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya hashr.

11
4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan.
5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.
Menurut pendapat penulis mempelajari ilmu Asbabun Nuzul itu sangat penting, walaupun kita tahu bahwa tidak semua ayat turun pasti ada sebabnya. Hal ini dikarenakan dengan mengetahui sebab turunnya suatu ayat akan memudahkan para mufassirin dalam memahami maksud dan tujuan ayat tersebut. Karena itu penulis tidak setuju barang kali ada sebagian orang yang mengatakan bahwa mempelajari ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya.
Iilmu Asbabun Nuzul dalam ilmu Al-Qur'an dapat mempertegas dan mempermudah dalam memahami ayat-ayatnya, sebab diantara ayat Al-Qur'an ada yang tidak mungkin dapat dipahami atau tidak mungkin diketahui ketentuannya / hukumnya tanpa ilmu Asbabun Nuzul.


KESIMPULAN

1. Asbabun nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
2. Asbabun nuzul terdiri dari kata asbab (jamak dari sababa yang artinya sebab-sebab), dan nuzul (artinya turun).
3. Macam-macam asbabun nuzul ada 2, yaitu :
a. Dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbabun nuzul meliputi sharih dan muhtamilah
b. Dari sudut pandang terbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul meliputi :
1) Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat
2) Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat
4. Dengan mengetahui asbabun nuzul dari suatu ayat al-Qur’an, maka akan memberikan banyak faedah kepada kita dalam memahami maksud dari ayat terebut.

http:/referensiagama.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar