Rabu, 26 Januari 2011

PENAMAAN AL-QUR’AN DAN AKAR KATANYA


PENAMAAN AL-QUR’AN DAN AKAR KATANYA
By sariono sby

PENDAHULUAN
Secara bahasa, al-Qur’an paling umum dikenal sebagai bentuk mashdar dari kata qa-ra-a yang berarti bacaan. Namun, para ulama berbeda pendapat tentang lafadz al-Qur’an tersebut. Asy-Syafi’i, al-Farra dan al-Asy’ari termasuk ulama yang berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an ditulis tanpa huruf hamzah. Adapun yang berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an ditulis dengan tambahan huruf hamzah diantaranya adalah az-Zajjaj, al-Lihyani serta jama’ah lainnya. Pendapat terakhir inilah yang lebih kuat dan bermakna sebagai bacaan. Sebagai contoh firman Allah SWT:
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäö�è%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&t�s% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäö�è% ÇÊÑÈ
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.”(QS. 75: 17-18).
Al-Qur’an memiliki nama-nama lain seperti al-Furqan (QS. 25: 1), dzikrun (QS. 21: 50, 21: 10), tanzil (QS. 26: 129). Banyak sekali penamaan al-Qur’an oleh para ulama, bahkan sampai mencapai 90 nama. Meskipun memiliki banyak nama, yang pasti secara istilah al-Qur’an adalah kalam ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan tertulis di dalam mushaf berdasarkan sumber-sumber mutawatir yang bersifat pasti kebenarannya dan yang dibaca ummat Islam dalam rangka ibadah. Penamaan al-Qur’an secara istilah sedemikian disepakati oleh para ulama baik ahli ilmu kalam, ulama ahli fiqh maupun ulama ahli bahasa Arab.
SEGI KENYATAAN WAHYU
Diantara makna wahyu antara lain:
1. ilham fitriyah (naluriah) bagi manusia. Firman Allah SWT:
!$uZøŠym÷rr&ur #’n<Î) ÏdQé& #Óy›qãB ÷br& Ïm‹ÏèÅÊö‘r& ( “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa supaya ia menyusuinya” (QS. 28: 7) 2. Isyarat dalam bentuk lambang atau petunjuk sebagaimana firman Allah SWT: ylt�sƒmú 4’n?tã ¾ÏmÏBöqs% z`ÏB É>#t�ósÏJø9$# #Óyr÷rr'sù öNÍköŽs9Î) br& (#qßsÎm7y™ Zot�õ3ç/ $|‹Ï±tãur ÇÊÊÈ
“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.” (QS. 19: 11).
3. Bisikan, seperti dalam firman Allah SWT:
y7Ï9ºx‹x.ur $oYù=yèy_ Èe@ä3Ï9 @cÓÉ<Î) <Ù÷èt/ t$ã�÷zã— ÉAöqs)ø9$# #Y‘rá�äî 4 öqs9ur uä!$x© y7•/u‘ $tB çnqè=yèsù ( öNèdö‘x‹sù $tBur šcrçŽtIøÿtƒ ÇÊÊËÈ “Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. 6: 112) 4. Perintah yang harus dilaksanakan saat itu juga. Firman Allah SWT: øŒÎ) ÓÇrqムy7•/u‘ ’n<Î) Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ’ÎoTr& öNä3yètB (#qçGÎm;sWsù šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä 4 “(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang Telah beriman". (QS. 8: 12). Dalam kaitan al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, maka maknanya adalah pemberitahuan yang bersifat rahasia dan sangat cepat-tidak terbatas pada kenyataan adanya hubungan ghaib antara Allah dan pribadi-pribadi pilihannya yang menerima kitab-kitab suci lewat perantaraan malaikat pembawa wahyu. Ada tiga gambaran tentang turunnya wahyu. Pertama, menanamkan pengertian dalam hati seorang nabi, atau meniupkan pengertian itu ke dalam jiwanya yang sadar. Kedua, dialog dengan seorang nabi dari belakang hijab. Ketiga, penyampaian wahyu melalui malaikat utusan Allah SWT kepada seorang Nabi, baik malaikat itu menyampaikannya dalam wujud seorang pria atau berbentuk asli sebagai malaikat. Firman Allah SWT: * $tBur tb%x. AŽ|³u;Ï9 br& çmyJÏk=s3ムª!$# žwÎ) $·‹ômur ÷rr& `ÏB Ç›!#u‘ur A>$pgÉo ÷rr& Ÿ@Å™ö�ムZwqß™u‘ zÓÇrqã‹sù ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ $tB âä!$t±o„ 4 ¼çm¯RÎ) ;’Í?tã ÒOŠÅ6ym ÇÎÊÈ
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. 42: 51).
Dalam kaitan cara turunnya wahyu, Rasulullah SAW sendiri pernah melukiskan dalam shahih Bukhariy: kadang-kadang datang kepadaku seperti bunyi lonceng dan hal itu yang paling berat kurasakan, setelah suara itu lenyap aku menyadari (memahami) apa yang kudengar. Namun adakalnya juga tampak bagiku malaikat berupa seorang lelaki, ia berbicara kepadaku dan aku menyadari (memahami) apa yang dikatakannya.
Rasulullah SAW adalah manusia biasa seperti manusia lainnya. Perbedaannya adalah beliau adalah Rasul yang mendapat wahyu. Wahyu tersebut kadang turun sebagai teguran kepadea beliau. Turunnya wahyu kadang diwaktu malam gelap gulita, waktu udara dingin membeku, waktu panas terik menyengat, waktu muqim atau bepergian.
Adakalanya wahyu turun dengan dengan seringnya. Adakalanya juga wahyu tidak turun sekian waktu lamanya. Yang pasti wahyu turun sesuai dengan kehendak Allah SWT, bukan sekehendak Nabi Muhammad SAW. Maka, bohonglah orang yang menyatakan bahwa al-Qur’an adalah hasil kesurupan, ucapan orang gila, atau ucapan penyair. Allah SWT menjawab tuduhan palsu mereka dengan firman-Nya yang menghibur Rasul-Nya:
úc 4 ÉOn=s)ø9$#ur $tBur tbrã�äÜó¡o„ ÇÊÈ !$tB |MRr& ÏpyJ÷èÏZÎ/ y7În/u‘ 5bqãZôfyJÎ/ ÇËÈ
“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.” (QS. 68: 1-2).
Untuk orang yang meragukan al-Qur’an, maka al-Qur’an menantang mereka untuk membuat semacam al-Qur’an atau sepuluh surah atau bahkan satu surah saja. Setelah terbukti mereka tidak mampu melayani tantangan al-Qur’an, maka al-Qur’an menantang seluruh manusia:
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ߧRM}$# �`Éfø9$#ur #’n?tã br& (#qè?ù'tƒ È@÷VÏJÎ/ #x‹»yd Èb#uäö�à)ø9$# Ÿw tbqè?ù'tƒ ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur šc%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZŽ�Îgsß ÇÑÑÈ
“ Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".( QS. 17: 88).




TURUNNYA AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR DAN RAHASIA HIKMAHNYA
Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Adapun hikmahnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk memantapkan dan memperteguh hati beliau karena setiap peristiwa yang terjadi selalu disusul dengan turunnya ayat-ayat baru. Kadang wahyu tersebut turun untuk menjawab pertanyaan, menghibur kesedihan atau mengajak bersabar.
2. Agar al-Qur’an mudah dihafal. Rasulullah SAW adalah seorang Nabi yang ummi. Beliau tidak mengenal baca-tulis. Turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur lebih tepat untuk beliau.
3. Mendidik Nabi dan kaum muslimin dengan cara menuntun dan membimbing sehingga hati berhias iman yang sungguh-sungguh, ikhlas beribadah dan berjiwa toleran.

http://referensiagama.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar